Wanita memakai masker

Sesak Napas: Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasinya

Masyarakat yang hidup di area perkotaan perlu mewaspadai sesak napas. Belum lagi masalah buruknya kualitas udara yang sempat marak pada bulan Agustus 2023 kemarin membuat kasus sesak napas dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) makin meningkat. Dilansir dari portal berita Radio Republik Indonesia, kasus ISPA di DKI Jakarta pada bulan Agustus 2023 sudah mendekati di atas 200.000 kasus.

Pencemaran udara bukanlah kasus yang sepele. Justru Anda yang tinggal di area perkotaan perlu memahami dampak buruk dari pencemaran udara. Ternyata dampaknya tidak hanya mengenai paru-paru, tetapi juga janin di kandungan ibu hamil. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai dampaknya, bacalah artikel Tinggal di Perkotaan, Ketahui Dulu Dampak Pencemaran Udara yang Bisa Ganggu Kesehatan.

Dampak yang paling banyak dirasakan akibat pencemaran udara adalah sesak napas. Sesak napas merupakan kondisi medis yang perlu ditangani secara serius. Simak penjelasan lengkapnya di artikel ini!

Apa itu Sesak Napas?

Sesak napas, atau dalam bahasa medis dikenal sebagai dispnea, merupakan kondisi ketika seseorang kesulitan bernapas atau tidak bisa mendapatkan cukup udara ke dalam paru-paru. Sesak napas merupakan salah satu gejala dari penyakit atau kondisi yang memengaruhi sistem pernapasan, seperti asma, pneumonia, gangguan kecemasan, atau Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK). Sesak napas bisa digambarkan juga dengan kondisi dada terasa tertekan atau berat.

Sesak napas dapat bervariasi mulai dari ringan dan sementara, hingga serius dan berlangsung lama. Diagnosa dan pengobatan dispnea kadang sulit karena ada banyak pemicu sesak napas yang berbeda.

Dikutip dari website WebMD, Orang dewasa yang sehat bernapas hingga 20 kali dalam satu menit, di mana satu kali bernapas sudah termasuk menghirup dan mengeluarkan udara. Dengan kata lain, kita bernapas sebanyak 30.000 dalam sehari. Latihan fisik yang intens dan penyakit flu bisa mengubah ritme napas tersebut, tetapi tidak pernah disebut sesak napas. Sesak napas terjadi ketika ada kondisi yang memengaruhi kesehatan kardiovaskular kita.

Baca jugaApa itu Parkinson? Penyebab, Gejala, Faktor dan Pencegahannya | Prudential Indonesia

Penyebab Sesak Napas

Sesak napas pada umumnya disebabkan oleh penyakit atau kondisi di bawah ini:

1. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)

Penyakit ini menggambarkan dua kondisi, yaitu emfisema dan bronkitis kronis. Emfisema berarti kondisi ketika paru-paru kehilangan elastisitas dan tidak bisa menukar oksigen dan karbondioksida sebagaimana mestinya. Alhasil, kantung udara di paru-paru rusak. Sedangkan bronkitis kronis adalah peradangan lapisan saluran udara yang menyebabkan peningkatan produksi dan pengentalan lendir.

Seseorang dengan COPD dapat mengalami salah satu atau kedua kondisi ini, dan tingkat keparahan setiap kondisi dapat berbeda-beda antara satu pasien dan yang lainnya. PPOK adalah masalah seumur hidup yang melibatkan kerusakan paru-paru yang tidak dapat dipulihkan dan sesak bernapas yang semakin memburuk serta penyumbatan saluran udara.

2. Asma

Akibat sesak napas yang lainnya adalah asma. Kondisi ini terjadi dalam jangka panjang dan memengaruhi salurah pernapasan manusia. Penderita asma mengalami peradangan dan penyempitan di dalam paru-paru, yang membatasi pasokan udara. Mereka biasanya merasakan gejala seperti dinding dada yang terasa sesak, batuk, dan produksi lendir yang meningkat.

3. Pneumonia

Pneumonia adalah peradangan pada salah satu atau kedua organ paru-paru. Pneumonia biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur. Penderita pneumonia ditandai dengan gejala berupa adanya cairan atau nanah yang mengisi kantong udara kecil di dalam paru-paru (alveolus) sehingga menyebabkan menyebabkan batuk, nyeri dada, dan kesulitan bernapas.

Orang yang berisiko mengembangkan pneumonia adalah anak-anak kecil, orang dewasa yang lebih tua, dan orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya yang melemahkan sistem kekebalan tubuh. Kelompok orang yang sama ini juga berisiko tinggi mengalami komplikasi pneumonia.

Baca jugaApa itu Gagal Ginjal? Penyebab, Gejala dan Cara Mencegahnya | Prudential Indonesia

4. Kondisi Kardiovaskular

Berdasarkan informasi dari Medical News Today, kondisi paru-paru yang menjadi penyebab sesak napas mencakup cedera pada paru-paru, kanker paru-paru, tuberkulosis, pleuritis (peradangan pada jaringan sekitar paru-paru), edema (banyaknya cairan yang mengumpul di paru-paru), hipertensi paru-paru (tekanan darah di arteri menuju paru-paru meningkat), dan sarkoidosis (gumpalan sel peradangan tumbuh di dalam paru-paru).

5. Pencemaran Udara

Pencemaran udara merupakan pemicu sesak napas yang bersifat eksternal. Pencemaran udara terjadi dalam beberapa kondisi seperti merokok dan menghirup bahan kimia dan asap dari kendaraan atau pabrik. Hidup di area yang berdebu atau berjamur juga bisa menyebabkan sesak napas.

Baca juga: Mengenali Gejala Penyakit Jantung dan Pencegahannya

Gejala Sesak Napas

Sesak napas ditandai dengan gejala di bawah ini:

1. Kesulitan Bernapas

Ketika mengalami kesulitan bernapas, seseorang merasa sulit untuk mengambil napas yang cukup. Kondisi ini bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.

2. Napas Pendek

Napas pendek adalah ciri khas dari sesak napas. Penderita sesak napas merasa perlu bernapas lebih sering dan dalam serta sering kali merasa seperti tidak dapat mendapatkan cukup udara.

3. Napas Berbunyi

Napas bisa terdengar seperti bersiulan atau mengi. Hal ini disebabkan oleh penyempitan saluran udara dan bisa menjadi tanda bahwa perlu dicari perawatan medis.

Baca jugaApa itu Kemoterapi? Fungsi, Efek dan Proses Pengobatannya | Prudential Indonesia

4. Dada Terasa Berat

Rasa berat atau tertekan di dada seringkali merupakan gejala sesak napas. Dada terasa berat seolah-olah ada sesuatu yang menekannya.

5. Batuk

Batuk juga bisa terjadi ketika seseorang mengalami sesak napas. Ini adalah upaya tubuh untuk membersihkan saluran udara dan dapat menyertai gejala sesak napas lainnya.

Baca Juga: 5 Penyakit yang Disebabkan oleh Virus

Cara Mengatasi Sesak Napas

Lantas, bagaimana cara mengatasi sesak napas yang dapat dilakukan? Di bawah ini adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

1. Menghindari Pemicu Sesak Napas

Langkah pertama dalam mengatasi sesak napas adalah menghindari pemicunya. Ada pun pemicu sesak napas yang sudah dijelaskan sebelumnya mencakup polusi udara, asap rokok, alergen, atau lingkungan berdebu. Begitu pula jika memiliki alergi debu, Anda bisa mengatasinya dengan mengikuti tips yang diberikan di artikel ini: Mengatasi Alergi Debu: Panduan Praktis untuk Meredakan Gejala dan Mengurangi Risiko Alergi

2. Mengonsumsi Obat-Obatan

Obat-obatan yang dikonsumsi harus sesuai dengan resep dokter. Dokter akan merekomendasikan obat setelah mendiagnosis penyakit yang menyebabkan sesak napas. Misalnya, kasus sesak napas akibat asma membutuhkan obat-obatan seperti bronchodilators atau steroid. Sedangkan sesak napas karena pneumonia akan diresepkan antibiotik.

3. Terapi Oksigen

Terapi oksigen juga dilakukan berdasarkan rekomendasi dokter untuk meningkatkan kadar oksigen dalam darah. Namun, informasi dari website Yale University menyatakan bahwa terapi oksigen perlu dilakukan dengan hati-hati pada pasien sesak napas akibat PPOK karena dapat menekan dorongan pernapasan pada penderita CO2 kronis. Oleh karena itu, memberikan oksigen dengan target saturasi 90% adalah pertolongan pertama yang tepat.

4. Terapi Fisik

Terapi fisik pada penderita sesak napas mencakup latihan pernapasan dengan bantuan fisioterapis. Dikutip dari website CB Physiotherapy, Latihan pernapasan ini melibatkan pernapasan diafragma, pernapasan dengan bibir tertutup, dan pola pernapasan terkendali. Tujuannya adalah  mengoptimalkan fungsi paru-paru, meningkatkan ventilasi, dan mengurangi dispnea.

5. Terapi Psikologis

Sesak napas juga ditangani dengan terapi psikologis berupa program Cognitive Behavioral Therapy (CBT), menurut website National Library of Medicine. Program CBT ini dilakukan dengan mengenali gejala sesak napas dan menghindari pikiran buruk yang bisa dialami oleh penderita sesak napas.

Baca juga10 Manfaat Mandi Air Hangat yang Baik Bagi Kesehatan Tubuh | Prudential Indonesia

Kesimpulan

Intinya, sesak napas atau dispnea bukanlah gejala biasa. Sesak napas bisa diakibatkan karena kondisi atau penyakit pada area pernapasan seperti asma, PPOK, atau pneumonia. Penanganan dispnea melibatkan berbagai pendekatan, termasuk penggunaan obat-obatan dan perawatan holistik yang terdiri dari terapi oksigen, terapi fisik, dan terapi psikologis. Tidak lupa Anda juga harus menghindari pemicu sesak napas yang berupa pencemaran udara akibat polutan seperti rokok, asap kendaraan bermotor, atau lingkungan yang berdebu.

Selain melindungi diri dari pencemaran udara, penting juga untuk melindungi keuangan dari risiko kesehatan seperti masuk rumah sakit atau menjalani rawat jalan. Caranya adalah dengan memiliki Asuransi Kesehatan dari Prudential. Kami menyediakan produk asuransi untuk perlindungan terhadap penyakit kritis serta kecelakaan dan disabilitas. Hubungi kami untuk mengetahui informasi lebih lanjut tentang produk Asuransi Kesehatan di Prudential!