Penyakit Polio: Penyebab, Gejala dan Pencegahannya
Pada bulan November 2022 kemarin, warga Indonesia dikejutkan dengan penemuan satu kasus penyakit polio di Aceh. Kabar tersebut tentunya merupakan hal yang mencengangkan, mengingat Indonesia sudah ditetapkan sebagai negara bebas polio oleh World Health Organization (WHO), dikutip dari portal berita BBC. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia langsung menetapkan kasus tersebut sebagai Kejadian Luar Biasa Polio.
Polio disebabkan oleh infeksi virus, sama seperti COVID-19 yang marak terjadi pada awal tahun 2020. Kendati demikian, masih ada penyakit lainnya akibat virus yang perlu Anda waspadai. Apa saja penyakit lainnya yang menyerang tubuh manusia akibat virus? Anda bisa menemukan jawabannya di artikel ini: Gak Cuma Korona, Waspadai Juga 5 Penyakit Akibat Virus Lainnya!
Walaupun imunisasi polio sudah gencar dilakukan di Indonesia, tetap saja Anda perlu mengetahui cara mencegah penyakit polio dan seluk-beluk lainnya tentang penyakit ini. Mari mengenal penyakit polio dalam bacaan ini!
Apa Itu Penyakit Polio?
Polio adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang memengaruhi saraf di sumsum tulang belakang atau batang otak. Polio dapat menyebabkan seseorang mengalami kelumpuhan atau tidak bisa menggerakkan anggota tubuhnya. Penyakit ini juga dikenal dengan istilah poliomyelitis.
Polio dapat memengaruhi kondisi tubuh dengan cara yang berbeda, tergantung di mana virus tersebut berkembang biak dan menyerang di tubuh manusia. Jenis-jenis polio meliputi:
-
Poliomyelitis abortive yang menyebabkan gejala mirip flu dan gangguan pencernaan. Poliomyelitis abortive hanya berlangsung beberapa hari dan tidak menyebabkan masalah dalam waktu panjang.
-
Poliomyelitis non-paralitis yang dapat menyebabkan pembengkakan di sekitar otak. Penyakit ini menyebabkan lebih banyak gejala dibandingkan polio abortive.
-
Poliomyelitis paralitis terjadi ketika virus polio menyerang otak dan sumsum tulang belakang sehingga dapat menyebabkan kelumpuhan pada otot.
-
Polioensefalitis adalah jenis polio yang jarang terjadi dan biasanya memengaruhi bayi. Polioensefalitis menyebabkan pembengkakan otak.
-
Post-polio syndrome yang terjadi ketika gejala polio muncul kembali bertahun-tahun setelah pada manusia yang pernah terinfeksi polio.
Baca juga: Mengenali Gejala Penyakit Jantung dan Pencegahannya
Penyebab Penyakit Polio
Apa yang menyebabkan seseorang mengalami penyakit polio? Pada dasarnya, polio merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus. Namun, ada juga faktor risiko yang membuat orang terkena polio. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan berikut:
1. Virus Polio
Virus polio dapat menyerang sel saraf di sumsum tulang belakang dan batang otak yang mengendalikan pergerakan otot. Dilansir dari website Mayoclinic, virus polio alami, yang disebut virus polio tipe liar, telah berhasil dihilangkan di sebagian besar negara dan hanya menyebabkan sedikit kasus. Versi lain dari virus ini disebut Vaccine-Derived Poliovirus (VDPV).
2. Cara Penularan Virus Polio
Polio merupakan penyakit yang mudah menular. Virus polio berkembang di tenggorokan dan usus orang yang terinfeksi penyakit ini. Apabila lingkungan tidak higienis, virus polio dapat mencemari lingkungan, makanan, dan air. Virus polio hanya menginfeksi manusia dan menular ke dalam tubuh melalui mulut.
Ada pun beberapa cara penyebaran virus polio adalah:
-
Kontak dengan tinja (kotoran) yang terinfeksi polio ketika buang air besar.
-
Tetesan dari bersin atau batuk orang yang terinfeksi. Namun, kasus ini jarang terjadi.
-
Tidak sengaja menyentuh benda yang terkontaminasi kotoran yang mengandung virus polio.
Seseorang yang terinfeksi polio dapat menularkan virus kepada orang lain. Rentang waktu penyebarannya antara sebelum gejala penyakit polio muncul hingga 2 minggu setelah gejalanya muncul.
3. Faktor Risiko Terkena Penyakit Polio
Ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan seseorang rentan terkena penyakit polio, yaitu:
-
Anak-anak di bawah usia 5 tahun.
-
Orang dewasa yang belum mendapatkan vaksinasi polio.
-
Tinggal atau bepergian ke daerah atau negara yang belum dinyatakan bebas polio.
-
Tinggal atau bepergian ke area dengan sanitasi yang buruk.
-
Ibu hamil.
Gejala Penyakit Polio
Setiap penyakit memunculkan gejala dikenali, begitu juga polio. Dilansir dari Mayoclinic, berikut adalah gejala yang muncul pada orang yang menderita polio.
1. Gejala Polio Paralisis
Polio paralisis jarang terjadi. Penderita penyakit polio paralisis pada awalnya menunjukkan gejala yang mirip seperti polio non-paralisis. Namun, penyakit ini berkembang menjadi gejala yang lebih parah, termasuk:
-
Rasa sakit yang kuat.
-
Sensitivitas yang luar biasa terhadap sentuhan.
-
Kesemutan atau perasaan tertusuk.
-
Kram otot.
-
Kelemahan otot yang berlanjut hingga kelumpuhan yang sering kali permanen.
-
Bisa terjadi kelumpuhan pada kombinasi berbagai anggota tubuh. Namun, kelumpuhan pada satu kaki adalah yang paling umum, diikuti oleh kelumpuhan pada satu lengan.
Tergantung pada tingkat keparahan penyakit polio paralisis, gejala lain yang mungkin muncul meliputi:
-
Kelumpuhan otot yang terlibat dalam pernapasan.
-
Kesulitan menelan.
Baca juga: Cara Mencegah Penyakit Stroke yang Harus Diikuti
2. Gejala Polio Non-Paralisis
Polio on-paralisis merupakan penyakit yang lebih parah daripada polio paralisis. Walaupun berlangsung lebih lama, jenis penyakit ini tidak menyebabkan kelumpuhan. Selain gejala mirip flu, gejala polio nonparalitik mencakup:
-
Leher yang nyeri atau kaku.
-
Rasa sakit atau kaku di area lengan atau kaki.
-
Sakit kepala yang parah.
Fase kedua gejala non-paralisis bisa saja muncul, atau seseorang mungkin terlihat membaik selama beberapa hari sebelum fase kedua dimulai. Gejala-gejala ini mencakup:
-
Tulang belakang dan leher yang kaku.
-
Refleks tubuh yang menurun.
-
Otot yang lemah.
Bagaimana Cara Mencegah Penyakit Polio?
Perlu diketahui bahwa belum ditemukan solusi yang efektif dalam pengobatan penyakit polio. Maka dari itu, Anda perlu menerapkan cara mencegah penyakit polio dengan rutin mengikuti langkah-langkah di bawah ini.
1. Vaksin Polio
Vaksin polio alias inactivated poliovirus vaccine (IPV) diberikan pada program imunisasi polio. Ada empat tahapan usia pemberian vaksin IPV, yaitu:
-
2 bulan
-
4 bulan
-
Antara 6 dan 18 bulan
-
Antara usia 4 dan 6 tahun ketika anak-anak mulai masuk sekolah.
Jika anak melewatkan satu dosis, bicarakan dengan penyedia layanan kesehatan tentang jadwal vaksinasi yang sesuai. Informasi lebih lanjut mengenai vaksin bisa dibaca dalam artikel ini: 3 Fakta Vaksin yang Perlu Anda Ketahui!
Terkadang vaksin polio diberikan juga pada orang dewasa, meskipun mereka sudah menerimanya sejak usia kanak-kanak. Biasanya, vaksin polio pada orang dewasa diberikan ketika mereka hendak pergi ke wilayah dengan tingkat penyebaran virus polio yang tinggi.
2. Kebiasaan Hidup Sehat
Gaya hidup sehat juga diperlukan dalam mencegah penyakit polio. Beberapa cara yang bisa Anda terapkan untuk mulai hidup sehat antara lain:
-
Banyak minum air putih dan minuman sehat.
-
Istirahat yang cukup.
-
Makan makanan yang bergizi.
-
Berolahraga secara teratur. Anda bisa mulai dengan mengikuti rekomendasi olahraga di artikel ini: Rekomendasi Jenis Olahraga Saat Puasa.
3. Pencegahan Penyebaran Virus Polio
Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah penyebaran virus polio. Langkah tersebut mencakup:
-
Mencuci tangan setelah buang air besar, buang air kecil, atau mengganti popok.
-
Memastikan sumber air minum tetap bersih dan steril.
-
Menjaga kebersihan makanan.
-
Apabila ingin berenang, pastikan airnya tetap bersih dan tidak ada orang yang sedang diare di lokasi tersebut.
-
Menjaga jarak dengan penderita polio.
Kesimpulan
Ringkasan Informasi tentang Penyakit Polio
Penyakit Polio, disebabkan oleh virus polio, dapat memengaruhi sistem saraf dan menyebabkan kelumpuhan serta gejala lainnya. Terdapat berbagai jenis polio, termasuk polio paralitis dan non-paralitis. Virus ini menyebar melalui kontak oral dengan sekresi atau materi tinja dari orang yang terinfeksi penyakit polio.
Pentingnya Pencegahan Penyakit Polio
Vaksinasi merupakan langkah untuk mencegah penyakit polio. Vaksinasi polio dianjurkan pada usia tertentu dengan jadwal yang jelas. Vaksinasi dewasa penting terutama bagi mereka yang tinggal atau bepergian ke wilayah dengan penyebaran virus polio yang tinggi.
Tindakan yang Harus Dilakukan jika Terkena Penyakit Polio
Perlu diketahui bahwa gejala penyakit polio hampir mirip dengan penyakit saraf lainnya. Maka dari itu, lakukan diagnosis yang tepat dengan menghubungi dokter sesegera mungkin. Jika pernah mengalami polio sebelumnya, berkonsultasilah dengan penyedia layanan kesehatan ketika mengalami tanda atau gejala polio yang baru atau lebih parah.
Pengetahuan mengenai kesehatan sebaiknya tidak berhenti pada mengenal berbagai penyakit berbahaya seperti penyakit polio saja. Anda juga perlu memperlengkapi diri dan keluarga dengan memiliki Asuransi Kesehatan dari Prudential. Tidak perlu khawatir lagi mengenai beban keuangan ketika terjadi masalah kesehatan yang mengharuskan rawat inap karena ada Asuransi Kesehatan Prudential dengan berbagai manfaat di dalamnya. Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi kami di sini!