Slow Living: Gaya Hidup untuk Memelihara Kesehatan Mental Anda
Daftar Isi:
Anda pernah mendengar tentang slow living sebelumnya? Istilah ini belakangan semakin marak diungkapkan oleh masyarakat, baik di dunia nyata maupun di media sosial. Slow living banyak dianggap sebagai gaya hidup yang santai, berbanding terbalik dengan kehidupan di zaman ini yang cenderung serba cepat dan sibuk.
Melalui artikel ini, Anda dapat memahami slow living dengan lebih dalam. Mulai dari definisi, cara memulai, contoh, manfaat, hingga kesalahpahaman yang seringkali muncul terkait gaya hidup ini bisa Anda dapatkan di sini!
Sedang Tren di Masyarakat, Apa Itu Slow Living?
Slow living merupakan sebuah pola pikir di mana Anda menentukan gaya hidup yang lebih berharga dan sejalan dengan apa yang paling Anda hargai dalam hidup. Gaya hidup satu ini lebih berfokus pada kualitas dibandingkan dengan kuantitas. Jika Anda seringkali mendengar istilah fast living dan hustle culture, maka slow living adalah kebalikannya.
Jika fast living dan hustle culture merupakan gaya hidup di mana seseorang bekerja terus-menerus hingga bisa melampaui batas kemampuan, maka slow living lebih berfokus pada kehidupan yang santai, sederhana, dan sadar dengan waktu serta keadaan sekitar. Anda juga akan lebih berfokus untuk menikmati proses, hingga kemudian mendapatkan hasil yang berkualitas. Jika belum pernah mencoba, tidak ada salahnya untuk memulai menerapkan gaya hidup slow living
Baca Juga: Sustainable Living: Pengertian, Contoh, Tips dan Manfaatnya
Cara Memulai Gaya Hidup Slow Living
Belum tahu harus mulai dari mana untuk menerapkan gaya hidup slow living? Anda bisa coba terapkan 3 cara di bawah ini sebagai awalan!
Mengurangi Overthinking dan Fokus Pada Hal yang Bisa Dikendalikan
Anda bisa mulai mencoba gaya hidup slow living dengan menerapkan hal satu ini, yang terkesan sepele namun sesungguhnya cukup susah untuk dilakukan. Adalah mengurangi overthinking dan fokus pada hal yang bisa dikendalikan, yang bisa menjadi cara awal Anda dalam menerapkan slow living.
Sebagian orang seringkali mengkhawatirkan hal-hal yang berada di luar kendali mereka, seperti terlalu memikirkan kehidupan orang lain terlebih aspek-aspek yang tidak dimiliki mereka. Sehingga kemudian hal ini akan mendatangkan cemas, stres, serta perilaku yang tergesa-gesa. Jika menerapkan slow living berarti Anda memberikan hampir seluruh fokus Anda kepada diri sendiri, dan hal-hal yang bisa Anda kendalikan.
Menyisihkan Waktu untuk Diri Sendiri
Di dunia yang serba cepat, seringkali kita jarang memiliki waktu untuk diri sendiri. Nah, Anda bisa memulai menyisihkan waktu untuk diri sendiri sebagai bagian dari menerapkan hidup slow living. Dengan menerapkan gaya hidup ini, Anda bisa beristirahat sebentar dari kesibukan yang sangat menyita waktu. Mungkin saja, dari menyisihkan waktu sendiri Anda bisa menemukan hal-hal yang membuat bahagia, yang belum pernah disadari sebelumnya.
Mengurangi Penggunaan Gadget dan Media Sosial Secara Bertahap
Setiap orang kini seakan sudah pasti hidup bersama gadget dan media sosial. Penggunaan kedua hal tersebut secara berlebihan tentunya dapat memberikan efek negatif. Anda bisa mulai menerapkan slow living dengan mengurangi menggunakan gadget dan media sosial. Menghabiskan lebih banyak waktu dengan orang-orang sekitar. Anak-anak zaman sekarang biasa menyebut langkah ini dengan istilah ‘detox’. Cobalah terapkan secara bertahap, kemudian rasakan efeknya.
Baca Juga: Apa itu Depresi? Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasinya
Contoh Gaya Hidup Slow Living yang Bisa Anda Terapkan
Beberapa gaya hidup slow living di bawah ini bisa jadi contoh untuk Anda terapkan.
Mengawali Hari Tanpa Tergesa-gesa
Mengawali hari tanpa tergesa-gesa dan santai tentunya adalah salah satu contoh dari menerapkan gaya hidup slow living. Memulai hari tanpa tergesa-gesa bisa mengurangi kemungkinan Anda mengalami stres dan menjadi orang yang tidak sabar loh. Anda bisa memulai hari dengan tenang misalnya bersama secangkir kopi atau teh, sarapan favorit, ataupun orang tersayang.
Menerapkan Mindfulness
Mindfulness merupakan kondisi di mana seseorang mempunyai kesadaran penuh atas perasaannya, apa yang diinginkan, hingga lingkungan sekitarnya. Kondisi ini sesungguhnya termasuk ke dalam salah satu jenis meditasi yang melatih Anda untuk fokus menerima berbagai situasi dan perasaan secara terbuka. Anda bisa mencoba melatih mindfulness mulai dari hal yang sederhana, seperti mengatur napas di momen tertentu secara rutin setiap harinya.
Berani untuk Menolak atau Mengatakan 'Tidak'
Keberanian untuk mengatakan ‘tidak’ merupakan salah satu contoh dari gaya hidup slow living loh! Familiar dengan istilah people pleaser? People pleaser merupakan sebuah istilah untuk melabeli orang-orang yang selalu berusaha untuk membahagiakan dan memenuhi ekspektasi setiap orang. Nah, istilah tersebut sangat berhubungan dengan ketidakmampuan untuk menolak sesuatu. Mereka yang merupakan seorang people pleaser pada umumnya berpotensi menjadi kelelahan, stres, hingga konflik dengan batinnya sendiri. Ketika seseorang mampu mengatakan ‘tidak’, maka ia sudah memiliki kendali dan menetapkan batasan yang jelas akan dirinya. Sehingga, kemungkinan kelelahan akibat terlalu memaksakan diri bisa dihindari.
Baca Juga: Mengenal Me Time dan Kenapa Anda Membutuhkan Waktu Sendiri
Manfaat Gaya Hidup Slow Living untuk Kesehatan Fisik dan Mental
Slow living memiliki segudang manfaat yang baik untuk kesehatan fisik dan mental Anda. Dengan menerapkan gaya hidup yang lebih santai dan berfokus pada proses, Anda akan bisa mengenal diri sendiri lebih dalam, lebih mampu mengatasi stres dan overthinking. Menurut Harvard Medical School, slow living dapat mengurangi tingkat stres dan tekanan darah sebab mereka yang menerapkan gaya hidup tersebut menjadi lebih mindful.
Selain itu, gaya hidup slow living akan membuat Anda memiliki kesadaran yang lebih besar terhadap lingkungan sekitar dan bagaimana pergerakan tubuh Anda. Sehingga, hal ini akan mengurangi kemungkinan Anda mengalami cidera, sebab secara perlahan konsentrasi dan perhatian Anda juga meningkat.
Baca Juga: Apa itu Burnout? Penyebab, Ciri dan Cara Mengatasinya
Salah Paham tentang Slow Living
Meskipun slow living menekankan pada hidup yang lebih santai, bukan berarti gaya hidup ini sama dengan malas dan tidak produktif loh. Justru, orang-orang yang menerapkan slow living dapat dikatakan sangat tekun sebab mereka memberikan perhatian besar untuk hal yang sedang mereka kerjakan, agar mendapatkan hasil berkualitas.
Slow living membuat seseorang bisa lebih fokus terhadap diri sendiri dan lebih menghargai proses serta apa yang sedang dimiliki saat ini. Alih-alih menjadi malas, justru mereka yang menerapkan slow living menjadi fokus karena mengutamakan dan menikmati proses, tidak tergesa-gesa dan tidak asal yang penting dapat atau sampai tujuan.
Baca Juga: Frugal Living: Pengertian, Tujuan, Tips dan Manfaatnya
Tidak Semua Orang Akan Bisa Menerapkan Gaya Hidup Slow Living
Tidak semua orang akan bisa menerapkan gaya hidup slow living. Meskipun sebelumnya sudah diketahui bahwa gaya hidup satu ini memiliki berbagai manfaat positif terutama untuk diri sendiri, bukan berarti Anda wajib menerapkannya. Pada akhirnya, setiap orang bebas untuk menerapkan gaya hidup pilihannya, yang membuat nyaman dan sesuai dengan dirinya.
Lebih dari itu, terkadang beberapa kondisi yang berada di luar kendali juga bisa menjadi pemicu seseorang tidak menerapkan gaya hidup slow living. Yang pasti, kalau Anda memiliki kesempatan untuk menerapkan slow living, tidak ada salahnya untuk mencoba. Siapa tahu Anda benar-benar jadi merasa lebih tenang dan damai setelah mencoba gaya hidup satu ini.
Berdasarkan penjelasan di atas, apakah kini Anda sudah semakin kenal dengan slow living? Jika belum pernah menerapkan gaya hidup satu ini, Anda bisa segera coba sembari menerapkan tips-tips yang tertera di atas, utamanya seperti tidak tergesa-gesa dan menghindari stres.
Selain itu, salah satu cara efektif untuk menghindari kedua hal tersebut bisa dengan memiliki asuransi. Dengan asuransi, Anda tidak perlu khawatir jika mengalami sakit, masalah finansial, atau beberapa risiko kehidupan lainnya sebab semuanya sudah terproteksi. Adanya asuransi dapat mendukung Anda dalam menerapkan slow living.
Baca Juga: Inner Child: Apa Itu, Tanda, Penyebab, dan Cara Berdamai dengan Masa Lalu