Ketahui Penyebab Hipertensi dan Cara Mencegahnya
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin berpendapat bahwa hipertensi atau tekanan darah tinggi bisa menjadi silent killer. Tidak banyak orang yang menyadari bahwa mereka memiliki hipertensi karena tidak merasakan keluhannya. Padahal, kasus hipertensi di Indonesia cukup mengkhawatirkan. Dikutip dari website Kementerian Kesehatan, 1 dari 3 orang Indonesia memiliki hipertensi dan angka ini bisa meningkat setiap tahunnya.
Hipertensi pada dasarnya merupakan penyakit yang dipengaruhi oleh gaya hidup, terutama makanan. Ada juga penyakit lainnya yang bisa terjadi akibat tidak menerapkan gaya hidup sehat, yaitu gula darah tinggi. Anda bisa membaca informasi lebih lanjut mengenai gula darah tinggi dalam artikel Mengenal Bahaya Gula Darah Tinggi dan Cara Mencegahnya.
Baca juga: Penyakit Autoimun: Penyebab, Gejala, dan Contoh Penyakitnya | Prudential Indonesia
Apa itu Hipertensi?
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi yang memengaruhi pembuluh darah nadi atau arteri dalam tubuh. Penderita hipertensi mengalami kondisi di mana darah yang mendorong dinding arteri memiliki aliran atau tekanan yang tinggi. Alhasil, jantung pun bekerja lebih keras dalam memompa darah ke seluruh tubuh.
Seseorang yang mengidap hipertensi bisa diketahui melalui pengukuran tekanan darah yang diukur dalam mmHg. Tekanan darah yang normal seharusnya 120/80 mmHg, di mana 120 adalah angka atas dan 80 adalah angka bawah. Apabila angka di atas berkisar antara 120-129 per 80 mmHg, maka seseorang mengalami tekanan darah tinggi sementara.
Hipertensi tahap pertama terjadi ketika peningkatan tekanan darah hingga mencapai angka di atas berkisar antara 130 sampai 139 mmHg dan angka bawah berkisar antara 80 sampai 89 mmHg. Kemudian, ada hipertensi tahap 2 yang terjadi pada angka atas 140 mmHg ke atas dan angka bawah 90 mmHg ke atas. Tekanan darah tinggi di atas 180/120 mmHg dianggap sebagai kondisi hipertensi kritis.
Jika tidak diobati, tekanan darah tinggi meningkatkan risiko serangan jantung, strok, dan masalah kesehatan serius lainnya. Itulah sebabnya Menteri Kesehatan RI menganjurkan pemeriksaan darah secara rutin pada Hari Hipertensi Sedunia tanggal 6 Juni 2023 kemarin.
Penyebab Hipertensi
Penyebab hipertensi yang pasti sebenarnya belum diketahui. Kendati demikian, hipertensi terjadi karena gaya hidup dan ada penyakit yang menyertainya. Lihat penjelasan berikut.
Gaya Hidup yang Meningkatkan Risiko Hipertensi
Beberapa kondisi atau gaya hidup yang menjadi faktor risiko terjadinya peningkatan tekanan darah adalah:
-
Kelebihan berat badan atau obesitas.
-
Kurangnya aktivitas fisik.
-
Terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung garam.
-
Konsumsi alkohol berlebihan (lebih dari 1 hingga 2 minuman per hari).
-
Stres.
Baca juga: Sesak Napas: Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasinya | Prudential Indonesia
Penyakit yang Berhubungan dengan Hipertensi
Berdasarkan informasi dari website NHS United Kingdom, tekanan darah tinggi bisa terjadi sebagai hasil dari penyakit atau kondisi kesehatan tertentu. Kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi meliputi:
-
Penyakit ginjal.
-
Sleep apnea, yaitu kondisi ketika dinding tenggorokan menyempit pada saat tidur sehingga mengganggu pernapasan normal.
-
Glomerulonefritis, yaitu kerusakan pada filter kecil di dalam ginjal.
-
Penyempitan arteri yang memasok ginjal.
-
Masalah hormon seperti tiroid yang kurang aktif, tiroid yang terlalu aktif, sindrom Cushing, akromegali, peningkatan kadar hormon aldosteron (hiperaldosteronisme), dan phaeochromocytoma.
-
Lupus, yaitu kondisi di mana sistem kekebalan menyerang bagian-bagian tubuh, seperti kulit, sendi, dan organ.
-
Skleroderma, yaitu kondisi yang menyebabkan kulit mengeras dan terkadang menyebabkan masalah pada organ dan pembuluh darah.
Baca Juga: Mengenali Gejala Penyakit Jantung dan Pencegahannya.
Faktor Risiko Hipertensi
Beberapa faktor risiko yang bisa menyebabkan hipertensi antara lain:
1. Usia
Risiko tekanan darah tinggi meningkat seiring bertambahnya usia. Pada pria, tekanan darah tinggi umum terjadi pada usia dewasa hingga mencapai usia 64 tahun. Sedangkan wanita lebih mungkin mengalami peningkatan tekanan darah tinggi setelah usia 65 tahun.
2. Riwayat Keluarga
Risiko tekanan darah tinggi makin meningkat jika ada anggota keluarga langsung seperti orang tua dan saudara kandung mengidap kondisi ini.
3. Obesitas
Obesitas atau berat badan berlebih menyebabkan perubahan pada pembuluh darah, ginjal, dan bagian tubuh lainnya. Perubahan ini sering kali meningkatkan intensitas tekanan darah. Kelebihan berat badan atau obesitas juga meningkatkan risiko penyakit jantung dan faktor risiko lainnya, seperti kolesterol tinggi.
4. Kebiasaan Merokok
Merokok dan vaping meningkatkan tekanan darah. Merokok merusak dinding pembuluh darah dan mempercepat proses pengerasan arteri. Jika merokok, mintalah saran kepada penyedia layanan kesehatan untuk strategi membantu Anda berhenti.
5. Konsumsi Alkohol
Penggunaan alkohol telah dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah, terutama pada pria.
6. Stres
Tingkat stres yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan sementara dalam tekanan darah. Kebiasaan terkait stres seperti makan berlebihan, merokok, atau minum alkohol juga dapat meningkatkan risiko hipertensi.
7. Kurang Berolahraga
Kurang berolahraga secara teratur dapat menyebabkan penambahan berat badan. Peningkatan berat badan meningkatkan risiko tekanan darah tinggi. Orang yang tidak aktif bergerak juga cenderung memiliki detak jantung yang lebih tinggi sehingga menyebabkan hipertensi.
Baca juga: Mengenali Gejala Penyakit Jantung dan Pencegahannya
Cara Mencegah Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi dapat dicegah dengan langkah-langkah sederhana dan berkaitan dengan gaya hidup kita. Berikut adalah beberapa cara untuk mencegah hipertensi:
1. Mengubah Gaya Hidup
Langkah pertama dalam mencegah hipertensi adalah dengan mengubah gaya hidup Anda. Hindari merokok, kurangi konsumsi alkohol, dan hindari stres berlebihan. Cobalah untuk memiliki waktu tidur yang cukup, yaitu selama 7-9 jam untuk orang dewasa dan jaga berat badan agar tetap sehat dan ideal untuk tubuh Anda.
2. Diet Sehat untuk Menurunkan Tekanan Darah
Makanan memainkan peran penting dalam mengontrol tekanan darah. Pastikan Anda mengonsumsi makanan rendah garam, tinggi serat, dan kaya akan buah-buahan serta sayuran. Hindari makanan tinggi lemak jenuh dan gula. Perbanyak konsumsi air putih dan jangan lupa menghindari makanan cepat saji.
3. Olahraga untuk Menurunkan Tekanan Darah
Olahraga teratur adalah cara yang baik untuk menurunkan tekanan darah. Ada banyak jenis olahraga yang dapat dicoba, seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang. Pastikan Anda berolahraga minimal 2-3 kali seminggu. Olahraga membantu meningkatkan sirkulasi darah dan memperkuat jantung Anda. Pastikan Anda melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum berolahraga, karena ada manfaat dari pemanasan yang bisa dicek di artikel ini Jangan Terlewat, Ini 5 Manfaat Pemanasan Sebelum Olahraga.
4. Pengobatan untuk Hipertensi
Pemberian obat-obatan untuk mengontrol tekanan darah tinggi biasanya dilakukan berdasarkan resep atau rekomendasi dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan jika pasien memiliki komplikasi atau penyakit yang berkaitan dengan hipertensi. Obat hipertensi perlu dikonsumsi seumur hidup, tetapi dokter bisa mengurangi atau menghentikan pemberian obat-obatan jika tekanan darah tetap stabil selama beberapa tahun. Obat hipertensi harus dikonsumsi sesuai petunjuk supaya bekerja dengan baik.
Kesimpulan
Hipertensi merupakan kondisi yang jarang disadari, tetapi bisa mengakibatkan komplikasi. Hipertensi bisa disebabkan oleh berbagai faktor termasuk gaya hidup, riwayat keluarga, dan kondisi kesehatan tertentu. Faktor risiko seperti merokok, kelebihan berat badan, kurangnya olahraga, stres, dan konsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi.
Oleh karena itu, Anda dan keluarga perlu menjaga kesehatan dan melakukan pengukuran tekanan darah secara teratur supaya bisa mengenali penyebab hipertensi lebih dini. Lakukan juga langkah pencegahan hipertensi yang mencakup perubahan gaya hidup seperti berhenti merokok, mengurangi konsumsi alkohol, berolahraga secara teratur, menjaga berat badan yang sehat, dan mengelola stres.
Di samping mengenali gejala dan melakukan pencegahan hipertensi, pertimbangkan juga untuk memiliki Asuransi Kesehatan dari Prudential. Produk Asuransi Kesehatan kami menawarkan perlindungan penyakit kritis sebagai bentuk proteksi finansial ketika menjalani rawat inap dan rawat jalan. Dengan memiliki asuransi, nasabah Prudential bisa fokus dalam menjalani pengobatan tanpa perlu memikirkan biayanya. Hubungi kami untuk mendapatkan informasi lengkap tentang produk Asuransi Kesehatan Prudential!
Baca juga: Pahami Penyebab Vertigo, Gejala, dan Cara Mengobatinya