Migrain: Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya
Dapatkan OVO Points Hingga 300rb dengan Membeli Asuransi Sekarang!
Tahukah Anda bahwa orang berusia produktif lebih mudah mengalami migrain? Penelitian yang dipublikasikan di Journal of Pain, Headache and Vertigo pada tahun 2022 menyatakan bahwa migrain lebih terjadi pada 19% wanita dan 11% pria di seluruh dunia. Pengaruh hormon menjadi penyebab wanita lebih sering terkena migrain.
Banyak orang yang menganggap migrain sebagai sakit kepala biasa. Faktanya, migrain merupakan penyakit neurologis yang membuat penderitanya tidak merasa nyaman. Artikel ini akan memberikan informasi mengenai seluk-beluk penyakit migrain, mulai dari gejala, penyebab, sampai langkah penanganannya. Mari simak sampai selesai agar Anda makin familier dengan penyakit migrain.
Memahami tentang Migrain dan Jenis-jenisnya
Migrain adalah penyakit neurologis yang lazim terjadi dan menimbulkan berbagai gejala, terutama sakit kepala yang terasa berdenyut, nyeri pada salah satu sisi kepala, atau bahkan menyerang leher penderita.
Migrain biasanya berlangsung setidaknya selama empat jam. Migrain bisa terjadi beberapa kali dalam setahun. Namun, penyakit ini bisa pula menyerang penderitanya berulang kali dalam jangka waktu seminggu.
Pada dasarnya, ada dua kategori sakit kepala, yakni sakit kepala primer dan sakit kepala sekunder. Migrain termasuk dalam kategori sakit kepala primer, artinya tidak disebabkan oleh kondisi medis lainnya. Sementara itu, sakit kepala sekunder merupakan gejala dari masalah kesehatan lain yang dialami oleh penderita.
Ada beberapa jenis migrain sesuai tanda peringatan yang dialami oleh penderita. Jenis migrain ini terdiri dari:
-
Migrain dengan aura: penderita yang tidak mengalami tanda peringatan khusus sebelum migrain dimulai. Contoh tanda yang umum dialami penderita adalah saat penglihatan Anda seperti melihat lampu berkedip.
-
Migrain tanpa aura: jenis migrain ini umum dialami penderita. Penderita tidak mendapatkan tanda peringatan khusus sebelum mengalami migrain.
-
Migrain aura tanpa sakit kepala: penderita merasakan gejala atau tanda migrain, tetapi tidak merasa nyeri kepala.
-
Migrain menstruasi: sakit kepala bagi penderita wanita yang dirasakan sebelum atau selama periode menstruasi.
-
Migrain okular: sakit kepala yang menyebabkan gangguan penglihatan sementara pada satu mata.
-
Migrain kronis: sakit kepala yang terjadi selama lebih dari 15 hari dalam sebulan.
Baca juga: 7 Cara Menjaga Imun Tubuh
Gejala Migrain
Faktanya, Anda bisa mengetahui seseorang terkena penyakit migrain melalui gejala umum maupun gejala pendukung lainnya. Apa saja gejalanya? Simak jawabannya di bawah ini.
Gejala Umum Migrain
Gejala umum yang sering ditunjukkan oleh penderita migrain adalah rasa nyeri pada seluruh kepala atau hanya satu bagian saja. Rasa nyeri ini bisa muncul sebagai detakan atau ketukan. Pada awalnya, rasa nyeri hanya berlangsung ringan, tetapi bisa berkembang menjadi lebih parah dan berdenyut apabila tidak diobati.
Rasa nyeri ini bisa bergeser dari satu sisi kepala ke sisi lainnya. Namun, Anda bisa pula merasakan nyeri pada bagian belakang dan depan seolah-olah mengenai seluruh bagian kepala. Beberapa orang merasakan nyeri di sekitar mata atau pelipis, dan terkadang di wajah, sinus, rahang, bahkan menjalar sampai ke leher.
Gejala yang Mungkin Dirasakan oleh Penderita Migrain
Tidak semua penderita migrain merasakan gejala yang sama. Namun, sebagian besar penderita migrain menunjukkan beberapa gejala berikut ini. Apa saja?
-
Lebih sensitif terhadap cahaya, bunyi, dan bau.
-
Mual, muntah, dan sakit perut.
-
Nafsu makan hilang.
-
Perubahan suhu tubuh menjadi lebih panas (ditunjukkan dengan berkeringat) atau lebih dingin (terlihat dari tubuh yang merinding).
-
Warna kulit memucat.
-
Lebih cepat merasa lelah.
-
Pusing dan penglihatan yang kabur.
-
Kulit kepala terasa sensitif.
-
Diare dan demam (jarang terjadi).
Baca juga: Mengenali Gejala Penyakit Jantung dan Pencegahannya
Penyebab Migrain
Penyebab migrain sangat rumit dan belum sepenuhnya dipahami. Dikutip dari EMC Healthcare, beberapa dokter pun tidak mengetahui secara pasti penyebab migrain, meskipun berkaitan dengan perubahan di dalam otak dan faktor genetik.
Ketika Anda mengalami sakit kepala, beberapa saraf tertentu di pembuluh darah mengirimkan sinyal nyeri ke otak. Zat-zat inflamasi dilepaskan ke dalam saraf dan pembuluh darah yang berada di kepala Anda. Sampai saat ini, belum jelas alasan saraf di kepala melakukan hal tersebut.
Faktor Pemicu Migrain
Kendati penyebab utamanya belum diketahui secara pasti, ada beberapa kondisi yang bisa memicu migrain pada seseorang. Apa saja faktor pemicunya?
-
Stres emosional adalah pemicu migrain yang paling umum. Ketika merasa stres, beberapa zat kimia di otak dilepaskan untuk melawan situasi tersebut sehingga memicu migrain. Emosi lain seperti kecemasan dan kegembiraan juga meningkatkan ketegangan otot dan melebarkan pembuluh darah sehingga memperparah migrain.
-
Melewatkan waktu makan.
-
Pengaruh makanan dan minuman. Minuman beralkohol, cokelat, zat aditif pada makanan seperti nitrat, dan makanan yang difermentasi bisa memicu migrain.
-
Sering mengonsumsi kafein. Namun, migrain juga terjadi ketika Anda langsung menghentikan konsumsi kafein. Pembuluh darah di otak lebih sensitif terhadap kafein dan migrain bisa terjadi ketika Anda tidak mengonsumsinya dalam berhari-hari.
-
Penggunaan obat pereda nyeri secara berlebihan.
-
Perubahan hormon pada wanita. Faktor ini biasanya terjadi pada jenis menstrual migraine. Perubahan ini terjadi ketika menstruasi atau meminum pil kontrasepsi. Wanita mengalami migrain lebih parah pada masa pubertas dan menopause.
-
Cahaya
-
Perubahan kondisi cuaca.
-
Terlalu lelah dan banyak bekerja.
-
Kekurangan cairan atau tidak minum air yang cukup dalam sehari.
-
Perubahan pola dan waktu tidur.
-
Suara bising.
-
Aroma yang menyengat, terutama asap dan parfum.
Baca juga artikel ini: Gejala Asam Urat yang Sering Disepelekan, Apa Saja?
Cara Mengobati Migrain
Dikutip dari website Rumah Sakit Hermina, migrain perlu diatasi terlebih dahulu dengan melakukan perawatan mandiri di rumah. Jika kondisi tidak kunjung membaik, lakukan konsultasi ke dokter untuk melakukan pengobatan secara medis. Berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengobati migrain.
Pengobatan Migrain secara Medis
Pengobatan secara medis berarti Anda harus mengonsumsi obat untuk meredakan migrain. Lebih baik Anda berkonsultasi ke dokter mengenai takaran obat yang disarankan. Berikut obat-obatan yang bisa Anda konsumsi.
1. Pereda Sakit Kepala
Anda bisa menggunakan obat sakit kepala yang tersedia di apotek. Bahan utama dalam obat pereda sakit kepala adalah asetaminofen, aspirin, kafein, dan ibuprofen. Konsumsilah obat dalam jumlah yang wajar agar tidak menyebabkan ketergantungan. Apabila migrain tidak kunjung reda dalam 2 hari, segera berkonsultasi ke dokter.
2. Obat Penghilang Mual
Jenis obat ini harus diberikan sesuai resep dokter. Anda hanya bisa mengonsumsi obat anti mual ketika merasa mual saat terkena migrain.
3. Triptan
Obat ini menyeimbangkan bahan kimia yang ada di otak Anda. Triptan tersedia dalam berbagai bentuk, seperti pil, tablet, semprotan hidung, atau suntikan. Contoh triptan termasuk almotriptan, eletriptan, rizatriptan, sumatriptan, dan zolmitriptan.
4. Resep Dokter Lainnya
Dokter Anda bisa meresepkan obat lain ketika migrain makin parah atau penyakit ini muncul lebih dari empat kali dalam sebulan. Ada pun jenis obat yang diberikan mencakup obat kejang, obat tekanan darah, antidepresan, dan suntikan toksin botulinum tipe A.
Pengobatan Migrain secara Alami
Anda juga bisa mengobati migrain secara alami. Perlu diketahui bahwa cara alami ini hanya menghilangkan gejalanya saja. Berikut beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi migrain:
-
Beristirahat di ruang yang tenang dan tidak terlalu terang.
-
Menaruh kompres es di dahi.
-
Minum banyak air putih.
Baca juga: Sehat Saat Musim Sakit
Pencegahan Migrain
Lebih baik mencegah daripada mengobati. Lakukan beberapa langkah di bawah ini sebagai langkah preventif sebelum migrain menyerang Anda.
-
Kenali dan hindari faktor pemicu migrain. Catat setiap gejala migrain agar Anda bisa mengetahui penyebabnya.
-
Hindari stres dan tetaplah tenang setiap hari. Lakukan meditasi, yoga, atau latihan pernafasan agar tetap rileks.
-
Makan secara teratur.
-
Minum air putih yang cukup, minimal 8 gelas per hari.
-
Istirahat yang cukup dan tidak bergadang.
-
Olahraga secara teratur.
-
Berkonsultasi mengenai obat pencegahan apabila Anda sering merasakan migrain menjelang menstruasi.
Baca juga: Daftar Makanan Penurun Kolesterol
Singkatnya, migrain adalah salah satu jenis penyakit kepala yang tidak boleh diremehkan. Anda perlu berkonsultasi ke dokter untuk mengetahui penyebab lebih lanjut apabila merasakan migrain kronis yang berlangsung selama 15 hari dalam sebulan dan gejalanya sering berubah. Namun, lebih cepat dideteksi, maka akan lebih baik langkah penanganan yang diberikan oleh dokter Anda.
Tentu Anda merasa khawatir saat berkonsultasi ke dokter dan harus menjalani rawat inap karena migrain atau penyakit lainnya. Bagaimana tidak, rawat inap memakan biaya yang tidak sedikit dan Anda terpaksa harus menggunakan tabungan yang sudah direncanakan sebelumnya.
Oleh karena itu, miliki Asuransi Kesehatan dari Prudential sebagai bentuk pencegahan serta proteksi terhadap penyakit Migrain dan penyakit lainnya. Prudential memberikan perlindungan lengkap dan solusi lengkap untuk Anda. Hubungi kami segera untuk informasi lebih lanjut mengenai produk asuransi kesehatan Prudential! Tunjukkan kasih sayang untuk diri sendiri dengan menggunakan asuransi kesehatan terbaik.