Mengatasi Alergi Debu: Panduan Praktis untuk Meredakan Gejala dan Mengurangi Risiko Alergi
Alergi debu merupakan kondisi yang mengganggu saluran pernapasan manusia. Kondisi ini tidak bisa diabaikan karena berpengaruh pada produktivitas dan kualitas hidup. Maka dari itu, penderita alergi debu perlu mengetahui cara mengatasi alergi debu agar kesehatan organ pernapasan tetap terjaga.
Lingkungan yang terkena polusi udara merupakan salah satu pemicu alergi debu. Selain alergi debu, ada juga beberapa dampak negatif dari pencemaran udara yang sering terjadi di area perkotaan. Baca artikel Dampak Pencemaran Udara yang Bisa Mengganggu Kesehatan yang Tinggal di Perkotaan untuk mengetahui penyebab lainnya.
Lantas, bagaimana cara mengatasi alergi debu yang bisa dilakukan? Yuk, simak artikelnya sampai selesai!
Pengenalan Alergi Debu
Sebelum mengetahui cara mengatasi alergi debu, lebih baik Anda mengetahui tentang penyebab dan gejalanya.
Apa itu Alergi Debu?
Menurut Cleveland Clinics, alergi debu terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi secara berlebihan terhadap partikel asing yang berpotensi menjadi alergen yang terdapat dalam debu, seperti serangga atau jamur. Berdasarkan gejalanya, jenis alergi ini berkaitan dengan sistem pernapasan manusia. Alergi debu masih bisa dikontrol dan dicegah melalui perubahan gaya hidup serta penggunaan obat-obatan sesuai resep dokter.
Baca juga: 3 Bahaya Gula Darah Tinggi dan Cara Mencegahnya
Penyebab Alergi Debu
Seperti halnya alergi lainnya, alergi debu juga memiliki alergen, yaitu:
1. Tungau Debu
Tungau debu merupakan penyebab umum alergi debu yang terjadi di rumah serta sering menjadi penyebab asma pada anak-anak. Tungau debu atau dust mite hidup dan berkembang biak dengan mudah di tempat yang lembap (tingkat kelembapan 75% sampai 80%) dan hangat (suhu 21 derajat Cels ius). Namun, tungau debu mati ketika kelembapan turun di bawah 50 persen. Partikel tungau debu sering ditemukan di bantal, kasur, karpet, dan perabotan berlapis.
2. Kecoa
Kecoa hidup di segala jenis bangunan dan lingkungan. Partikel kecil dari kecoa merupakan komponen umum dari debu rumah dan menjadi penyebab alergi debu.
3. Jamur
Jamur menghasilkan spora yang terbawa oleh udara. Jamur hidup di batang pohon dan dedaunan yang gugur serta di tempat lembap seperti kamar mandi dan dapur. Partikel kecil dan spora jamur merupakan komponen umum dari debu rumah dan menjadi penyebab alergi debu.
4. Hewan Peliharaan
Hewan peliharaan bisa menjadi penyebab alergi debu melalui bulu atau serpihan kulit. Bulu yang menyatu dengan debu rumah bisa menjadi pemicu alergi debu.
Baca juga: Menurunkan Risiko Penyakit Kronis dan Mencegah Penyakit Keturunan Diabetes
Gejala Umum Alergi Debu
Beberapa gejala umum yang dialami oleh penderita alergi debu mencakup:
-
Sering bersin
-
Hidung berair atau tersumbat
-
Mata merah, gatal, atau berair
-
Napas tersengal-sengal, batuk, rasa sesak di dada, dan sesak napas
-
Rasa gatal
Baca juga: Infeksi Saluran Kemih: Penyebab, Gejala, dan Ciri-ciri yang Perlu Diketahui
Meredakan Gejala Alergi Debu
Gejala alergi debu yang disebutkan di atas bisa diredakan dengan beberapa langkah di bawah ini.
1. Menjaga Kebersihan Lingkungan
Kebersihan lingkungan, terutama tempat tinggal, perlu dijaga agar bisa mengurangi gejala alergi debu. Bagaimana caranya?
a. Membersihkan dan Mengurangi Debu di Rumah
Salah satu langkah dalam mengatasi alergi debu adalah membersihkan dan mengurangi debu di rumah. Berikut adalah beberapa tips yang bisa dilakukan:
-
Bersihkan dan ganti filter udara secara teratur untuk menjaga udara di dalam rumah tetap bersih.
-
Gunakan penyedot debu dengan filter High-Efficiency Particulate Air (HEPA) untuk membersihkan permukaan yang sulit dijangkau dan mengurangi debu yang terhirup.
-
Gunakan kain lembut yang telah dibasahi atau kain microfiber untuk membersihkan debu dari perabotan dan permukaan lainnya.
-
Kurangi benda yang menyimpan debu, seperti boneka berbulu atau karpet tebal. Sebaliknya, gantilah dengan benda yang mudah dibersihkan.
b. Menggunakan Penutup Kasur Anti Alergi
Kasur sering menjadi tempat berkumpulnya debu dan tungau. Gunakan penutup kasur anti alergi untuk melindungi diri dari alergen ini. Penutup kasur anti alergi biasanya terbuat dari bahan yang tahan terhadap tungau dan dapat mencegah debu masuk ke dalam kasur.
c. Rutin Mencuci Benda yang Menyimpan Debu
Benda-benda seperti gorden, selimut, bantal, dan karpet bisa menjadi sarang debu. Cucilah benda-benda tersebut secara teratur dengan air mengalir untuk menghilangkan debu dan partikel alergen yang menempel. Keringkan benda tersebut terlebih dahulu sebelum digunakan kembali.
2. Menghindari Pemicu Alergi Debu
Langkah ini juga perlu dilakukan untuk meredakan gejala alergi debu. Lakukan tiga langkah di bawah ini.
a. Mengurangi Kontak dengan Hewan Peliharaan
Apabila memiliki hewan peliharaan, usahakan untuk menjaga jarak dengan mereka. Jaga hewan peliharaan agar tidak masuk ke kamar tidur atau ruangan lain yang sering digunakan, khususnya di tempat dengan benda-benda yang mudah menangkap debu, seperti selimut, bantal, dan sofa.
b. Menghindari Perabotan yang Menyimpan Debu
Beberapa perabotan dan dekorasi rumah bisa menjadi area penumpukan debu yang sulit dibersihkan. Hindarilah perabotan yang berbulu karena bahannya sulit dibersihkan. Sebaliknya, pilihlah perabotan dengan material yang mudah dibersihkan, seperti kayu atau plastik.
c. Menjaga Kebersihan dan Sirkulasi Udara di Rumah
Pastikan ruangan terawat dengan baik dan lakukan pembersihan secara teratur agar bisa mengurangi debu. Hindari kelembapan berlebih yang bisa menjadi tempat berkembang biak tungau. Bukalah jendela untuk memberikan sirkulasi udara yang baik ke dalam ruangan.
3. Menggunakan Perlindungan Pribadi
Bukan hanya lingkungan di sekitar, perlindungan pribadi juga perlu dilakukan untuk mengurangi gejala pada debu. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan terkait perlindungan pribadi:
a. Menggunakan Masker atau Penutup Wajah
Gunakan masker atau penutup wajah jika berada di lingkungan yang berdebu atau sedang membersihkan area yang kotor. Langkah ini dapat mencegah dari risiko terhirup debu dan alergen yang bisa memicu alergi debu.
b. Mengenakan Pakaian yang Tidak Menyimpan Debu
Pilihlah pakaian yang tidak menarik debu. Hindari penggunaan pakaian berbulu atau berbahan kain yang membuat debu mudah menempel. Prioritaskan pakaian yang mudah dicuci dan tidak memicu alergi debu sebagai pakaian sehari-hari, baik di rumah maupun ketika beraktivitas di luar rumah.
c. Menggunakan Kacamata untuk Melindungi Mata dari Debu
Selain hidung dan mulut, mata juga rentan terhadap iritasi debu. Gunakan kacamata atau pelindung mata ketika berada di lingkungan yang berdebu atau saat membersihkan rumah.
Baca juga: Migrain: Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya
Mengurangi Risiko Alergi Debu
Risiko alergi debu bisa dikurangi dengan bantuan tenaga medis maupun memperhatikan kondisi lingkungan. Simak penjelasan di bawah ini.
1. Konsultasikan dengan Dokter atau Ahli Alergi
Berkonsultasi ke dokter atau ahli alergi bisa menjadi pilihan apabila gejala alergi debu yang dialami terjadi dalam waktu yang lama bahkan mengganggu aktivitas sehari-hari. Dokter akan melakukan diagnosis alergi dan memberikan pengobatan yang tepat untuk mengurangi risikonya.
2. Mengikuti Terapi Alergi
Dokter juga akan melakukan terapi alergi untuk mengurangi risiko alergi debu yang dialami. Ada dua metode terapi alergi yang dilakukan, yaitu:
a. Imunoterapi atau Suntikan Alergi
Imunoterapi adalah terapi peningkatan daya tahan tubuh agar lebih kebal terhadap debu dan alergi lainnya. Apabila pemberian obat-obatan tidak efektif, dokter menyarankan imunoterapi sebagai pilihan alternatif. Sementara itu, suntikan alergi epinefrin diberikan kepada orang dengan riwayat alergi yang parah dan didiagnosis berisiko mengalami anafilaksis.
b. Penggunaan Obat Alergi yang Diresepkan
Untuk mengurangi risiko alergi, dokter juga akan meresepkan obat-obatan seperti:
-
Antihistamin, baik dalam bentuk obat maupun semprotan hidung.
-
Kortikosteroid dalam bentuk semprotan hidung.
-
Leukotriene.
-
Dekongestan
3. Memantau Kondisi Lingkungan
Mengurangi risiko alergi juga diperlukan dengan memantau kondisi lingkungan tempat tinggal. Berikut adalah tiga langkah praktis yang perlu dilakukan.
a. Menggunakan Dehumidifier untuk Mengurangi Kelembapan
Sekilas dijelaskan bahwa kelembapan yang tinggi dapat memicu pertumbuhan tungau dan jamur yang merupakan penyebab alergi debu. Gunakan dehumidifier atau nyalakan air conditioner secara berkala untuk mengurangi tingkat kelembapannya.
b. Mengganti Furnitur atau Karpet yang Menyimpan Debu
Gantilah furnitur di rumah dengan material yang tidak menarik alergen. Karpet juga bisa diganti dengan bahan yang tidak terlalu berbulu sehingga lebih mudah dibersihkan sampai ke sela-selanya.
c. Mengikuti Tips Kebersihan dan Pencegahan Alergi Debu
Ikuti tips kebersihan dan pencegahan alergi debu yang disarankan oleh dokter. Contohnya, menghindari penggunaan bantal bulu atau membersihkan ventilasi udara secara teratur.
Baca juga: 3 Jenis Pantangan Makanan Kolesterol Tinggi yang Harus Dihindari
Saran dan Perhatian Khusus
Selain seluruh cara di atas, lakukan juga saran di bawah ini untuk memaksimalkan pengurangan risiko dan gejala dari alergi debu.
Alergi Debu pada Anak-anak dan Orang Tua
Anak-anak dan orang yang berusia tua membutuhkan perhatian yang lebih khusus meskipun mereka bisa menerapkan cara mengatasi alergi debu yang dijelaskan sebelumnya. Mereka memiliki imunitas tubuh yang lebih rentan sehingga Anda harus melakukan langkah ekstra, seperti menyediakan ruangan yang bebas dari alergi debu atau berkonsultasi ke dokter.
Baca juga: Gejala Asam Urat dan Ciri-Cirinya
Penanganan Alergi Debu saat Perjalanan atau Menginap di Tempat Lain
Ketika melakukan perjalanan atau menginap di tempat lain, disarankan untuk membawa bantal sendiri dan penutup kasur anti alergi portabel agar gejala dan risiko alergi debu bisa dihindari. Lindungi diri dengan memakai masker dan kacamata ketika sedang beraktivitas di luar ruangan.
Itulah cara mengatasi alergi debu yang perlu diterapkan di rumah. Tidak bisa dimungkiri bahwa alergi debu bisa menyebabkan masalah pada kesehatan saluran pernapasan sehingga diperlukan rawat inap di rumah sakit. Pertimbangkan untuk memiliki Asuransi Kesehatan dari Prudential Indonesia sebagai bentuk proteksi finansial ketika risiko kesehatan terjadi.
Baca juga: Sinusitis: Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Cara Menanganinya
PRUPrime Healthcare Plus Pro merupakan produk asuransi tambahan (rider) bagi nasabah pemegang polis PRULink NextGen (PNG), Produk Asuransi Jiwa yang Dikaitkan dengan Investasi. Hubungi kami untuk memperoleh informasi lebih lanjut mengenai produk asuransi yang tersedia di Prudential!