Apa itu Penyakit Alzheimer? Penyebab dan Gejalanya
Siapa yang tidak menginginkan kesehatan otak yang prima sepanjang hayat? Inilah pentingnya memiliki kesadaran untuk menjaga kesehatan otak, terutama pada masa tua nanti. Salah satu penyakit yang mengganggu kualitas hidup manusia pada masa tua adalah penyakit Alzheimer.
Alzheimer termasuk penyakit kronis yang perlu diturunkan risikonya. Selain Alzheimer, ada juga penyakit kronis lainnya yang perlu diwaspadai, yaitu diabetes tipe 2. Untuk mengetahui lebih lanjut, Anda bisa membaca artikel Menurunkan Risiko Penyakit Kronis dan Mencegah Penyakit Keturunan Diabetes.
Artikel ini akan mengupas tuntas penyakit Alzheimer, mengetahui penyebabnya, serta memberikan wawasan tentang gejala dan langkah pencegahannya sejak dini. Simak penjelasannya sampai selesai!
Pengenalan Penyakit Alzheimer
Apa itu penyakit Alzheimer? Penyakit Alzheimer merupakan gangguan otak yang ditandai dengan perubahan pada otak yang mengakibatkan penumpukan protein tertentu. Penyakit Alzheimer menyebabkan otak menyusut sehingga sel-sel otak akhirnya mati.
Penyakit Alzheimer adalah penyebab paling umum dari demensia yang merupakan penurunan bertahap dalam daya ingat, pemikiran, perilaku, dan keterampilan sosial seseorang. Perubahan ini memengaruhi kemampuan seseorang untuk beraktivitas dengan baik. Penyakit Alzheimer umumnya memengaruhi orang yang berusia di atas 65 tahun. Makin tua usia, makin besar seseorang mengembangkan penyakit Alzheimer.
Kendati demikian, beberapa orang mengalami penyakit Alzheimer sebelum usia 65 tahun, biasanya pada usia 40-an atau 50-an. Kondisi ini disebut sebagai penyakit Alzheimer awal dan jarang terjadi. Kurang dari 10% dari kasus Alzheimer adalah penyakit Alzheimer awal, berdasarkan informasi dari website Cleveland Clinic.
Berdasarkan laporan World Alzheimer tahun 2019, sekitar 1,8 juta penduduk Indonesia mengalami demensia, dengan proyeksi akan mencapai 7,5 juta pada tahun 2050 karena bertambahnya jumlah lansia. Data ini diperoleh dari portal berita Voice of America Indonesia yang terbit pada 26 April 2023.
Baca juga: Apa itu Parkinson? Penyebab, Gejala, Faktor dan Pencegahannya | Prudential Indonesia
Gejala Penyakit Alzheimer
Alzheimer merupakan penyakit yang bertahap dan setiap tahapannya menimbulkan gejala yang berbeda. Penjelasan lebih lanjut mengenai gejala Alzheimer dijelaskan di bawah ini.
Tahapan Gejala Penyakit Alzheimer
Tahapan penyakit Alzheimer terbagi menjadi tiga, yaitu ringan, sedang, dan berat, di mana gejalanya makin memburuk seiring berjalannya waktu.
a. Gejala Alzheimer Ringan
Gejala Alzheimer ringan yang umum adalah lupa terhadap informasi yang baru diperoleh, terutama peristiwa, tempat, dan nama-nama baru. Tanda dan gejala Alzheimer ringan lainnya meliputi:
-
Sulit menemukan kata yang tepat untuk menyatakan pikiran.
-
Kehilangan atau menyimpan benda lebih sering dari biasanya.
-
Sulit membuat atau menyusun rencana.
-
Sulit memecahkan masalah.
-
Membutuhkan waktu lebih lama untuk menyelesaikan tugas rutin.
-
Sebagian besar orang pada tahap ringan Alzheimer tidak memiliki masalah mengenali wajah yang akrab dan masih bisa pergi ke tempat-tempat yang umum dikunjungi.
b. Gejala Alzheimer Sedang
Alzheimer tahap sedang umumnya merupakan tahap yang bisa berlangsung selama beberapa tahun. Gejalanya mencakup:
-
Mengalami penurunan memori.
-
Sering merasa bingung dan lupa dengan peristiwa atau rincian hidupnya, seperti nomor telepon atau sekolah.
-
Makin bingung mengenai hari, tanggal, musim yang berlangsung, serta lokasi mereka berada.
-
Memiliki daya ingat jangka pendek yang buruk.
-
Menemui kesulitan mengenali teman dan keluarga.
-
Mengulang-ulang cerita, pikiran, atau peristiwa yang ada di pikiran mereka.
-
Mengalami kesulitan dalam memecahkan matematika sederhana.
-
Membutuhkan bantuan dalam perawatan diri, seperti mandi, berpakaian, dan menggunakan kamar mandi.
-
Mengalami perubahan kepribadian, termasuk gelisah atau bersikap agresif. Mereka juga menunjukkan depresi, apati, atau kecemasan seiring perkembangan penyakit.
-
Mulai memiliki kecurigaan tanpa dasar tentang orang di sekitarnya.
-
Mengalami inkontinensia urin atau inkontinensia tinja.
-
Mengalami gangguan tidur.
-
Mulai berkeliaran dari tempat tinggalnya.
c. Gejala Alzheimer Berat
Pada tahap akhir Alzheimer, gejalanya makin parah sehingga memerlukan perawatan ekstensif. Gejala yang ditunjukkan mencakup:
-
Kehilangan hampir seluruh memorinya.
-
Tidak menyadari lingkungan di sekitar.
-
Membutuhkan bantuan dalam semua kegiatan sehari-hari, seperti makan, duduk, dan berjalan.
-
Kehilangan kemampuan berkomunikasi. Pembicaraannya terbatas pada beberapa kata.
-
Rentan terhadap infeksi, terutama pneumonia dan infeksi kulit.
Baca juga: Pahami Penyebab Vertigo, Gejala, dan Cara Mengobatinya
Gejala Fisik dan Mental Penyakit Alzheimer
Secara umum, ada gejala fisik dan mental yang ditunjukkan oleh penderita penyakit Alzheimer. Gejala fisiknya biasanya muncul sebelum mengalami kehilangan daya ingat yang serius. Beberapa gejala fisik yang muncul mencakup:
-
Kehilangan keseimbangan atau koordinasi
-
Otot yang kaku
-
Kaki yang menggeser atau tertarik saat berjalan
-
Kesulitan berdiri atau duduk di kursi
-
Otot lemah dan kelelahan
-
Kesulitan mengontrol kandung kemih atau usus
-
Kejang dan gerakan tidak terkendali
Sedangkan gejala mental yang muncul dan dialami penderita penyakit Alzheimer terdiri dari:
-
Depresi
-
Kehilangan minat pada kegiatan sehari-hari
-
Menarik diri dari pergaulan sosial
-
Perubahan suasana hati
-
Ketidakpercayaan kepada orang lain
-
Mudah marah
-
Kehilangan hambatan
-
Delusi
Baca juga: Apa itu CT Scan? Ketahui Fungsi dan Cara Kerjanya | Prudential Indonesia
Penyebab Penyakit Alzheimer
Lantas, apa yang menjadi penyebab Alzheimer? Di bawah ini adalah penjelasannya.
1. Penyebab Biologis Penyakit Alzheimer
Secara biologis, penyebab Alzheimer bermula ketika protein dalam otak gagal berfungsi seperti biasanya sehingga mengganggu kinerja sel-sel otak (neuron). Neuron menjadi rusak dan kehilangan koneksi satu sama lain sehingga akhirnya mati dan tidak berfungsi.
Pada kebanyakan orang penyakit Alzheimer disebabkan oleh kombinasi faktor genetik, gaya hidup, dan lingkungan yang memengaruhi otak seiring waktu. Perkembangan penyakit Alzheimer dimulai bertahun-tahun sebelum munculnya gejala pertama. Kerusakan sering kali dimulai di wilayah otak yang mengendalikan ingatan. Kehilangan neuron menyebar dalam pola yang cukup dapat diprediksi ke wilayah lain otak. Pada tahap akhir penyakit, otak telah menyusut secara signifikan.
Baca Juga: Menerapkan Pola Hidup Sehat saat Puasa: Tips Kesehatan dan Nutrisi yang Tepat
2. Penyebab Lingkungan Penyakit Alzheimer
Faktor lingkungan yang menjadi penyebab Alzheimer adalah polusi udara. Partikel polusi udara dapat mempercepat kerusakan pada sistem saraf. Selain itu, paparan polusi udara, terutama dari gas buang kendaraan dan pembakaran kayu, berkaitan erat dengan risiko demensia yang lebih besar.
3. Faktor Risiko Penyakit Alzheimer
Selain penyebab di atas, ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko penyakit Alzheimer, yaitu:
-
Usia
-
Riwayat keluarga dan genetik
-
Down Syndrome
-
Jenis kelamin
-
Gangguan kognitif ringan
-
Trauma pada kepala
-
Konsumsi alkohol berlebihan
-
Pola tidur buruk
-
Kesehatan jantung
-
Kurang berolahraga.
-
Kegemukan
-
Merokok atau terpapar asap rokok
-
Tekanan darah tinggi
-
Kolesterol tinggi
-
Diabetes tipe 2
Baca juga: Apa itu Gagal Ginjal? Penyebab, Gejala dan Cara Mencegahnya | Prudential Indonesia
Cara Mencegah dan Mengatasi Penyakit Alzheimer
Lantas, bagaimana cara mencegah dan mengatasi penyakit Alzheimer? Berikut adalah langkah yang bisa dilakukan:
Cara Mencegah Penyakit Alzheimer
Anda bisa mencegah penyakit Alzheimer sejak dini dengan menerapkan langkah di bawah ini:
-
Berolahraga secara teratur.
-
Makan makanan segar, minyak sehat, dan makanan rendah lemak jenuh.
-
Mengikuti pedoman pengobatan untuk mengontrol tekanan darah tinggi, diabetes, dan kolesterol tinggi.
-
Jika merokok, mintalah bantuan untuk berhenti dari konselor atau penyedia layanan kesehatan.
Cara Mengatasi Penyakit Alzheimer
Mengatasi penyakit Alzheimer tentu dilakukan dengan prosedur pengobatan. Selain pengobatan, ada beberapa langkah praktis yang dapat dilakukan, yaitu:
-
Simpan kunci, dompet, ponsel, dan barang berharga lainnya di tempat yang sama di rumah agar tidak mudah hilang.
-
Simpan obat-obatan di tempat yang aman. Gunakan daftar harian untuk melacak dosis obat.
-
Atur pembayaran otomatis untuk urusan keuangan.
-
Berikan ponsel dengan pelacakan lokasi yang aktif untuk orang yang menderita Alzheimer.
-
Masukkan nomor telepon penting ke dalam ponsel.
-
Pasang sensor alarm pada pintu dan jendela.
-
Pastikan janji temu rutin dijadwalkan pada hari dan waktu yang sama.
-
Gunakan kalender atau papan tulis untuk melacak jadwal harian. Bangun kebiasaan untuk memberi tanda pada kegiatan yang sudah selesai.
-
Buang perabotan berlebihan, barang yang berserakan, dan karpet bergelombang.
-
Pasang pegangan tangga yang kokoh di tangga dan di kamar mandi.
-
Pastikan sepatu dan sandal nyaman dan memberikan traksi yang baik.
-
Pastikan orang yang menderita Alzheimer memakai gelang peringatan medis.
-
Letakkan foto dan benda lain yang memiliki arti di sekitar rumah.
Peran Keluarga dan Teman dalam Mengatasi Penyakit Alzheimer
Keluarga dan teman bukan hanya menjadi pendukung emosional bagi penderita penyakit Alzheimer. Mereka juga membantu merancang lingkungan yang aman dan mendukung bagi penderita Alzheimer. Keluarga dan teman bisa membantu dalam menjaga rutinitas harian, mengingatkan tentang resep obat-obatan, dan menciptakan kegiatan yang merangsang otak.
Selain itu, dukungan emosional dari keluarga dan teman membantu mengurangi rasa kebingungan dan kecemasan yang sering dialami oleh penderita Alzheimer. Kesabaran, pengertian, dan kasih sayang dari orang terdekat menciptakan lingkungan yang positif dan memperbaiki kualitas hidup bagi penderita Alzheimer sehingga membantu mereka menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih tenang dan nyaman.
Baca juga: Inner Child: Apa Itu, Tanda, Penyebab, dan Cara Berdamai dengan Masa Lalu | Prudential Indonesia
Perbedaan Penyakit Alzheimer dengan Demensia
Demensia menggambarkan sekelompok gejala yang terkait dengan penurunan ingatan, penalaran, atau keterampilan berpikir lainnya. Ada banyak jenis demensia yang berbeda, dan banyak kondisi yang menyebabkannya. Demensia campuran adalah kondisi di mana perubahan otak dari lebih dari satu jenis demensia terjadi secara bersamaan. Penyakit Alzheimer adalah penyebab demensia paling umum, menyumbang sekitar 60-80% dari kasus demensia.
Baca juga: Cara Mencegah Penyakit Stroke yang Harus Diikuti
Demensia adalah istilah umum, sedangkan penyakit Alzheimer adalah penyakit otak spesifik. Penyakit ini ditandai dengan gejala demensia yang secara bertahap memburuk seiring waktu. Alzheimer pertama kali memengaruhi bagian otak yang terkait dengan pembelajaran, sehingga gejala awal sering melibatkan perubahan pada ingatan, kemampuan berpikir, dan penalaran. Seiring berjalannya penyakit, gejala menjadi lebih parah dan melibatkan kebingungan, perubahan perilaku, dan tantangan lainnya.
Baca juga: Apa itu Kemoterapi? Fungsi, Efek dan Proses Pengobatannya | Prudential Indonesia
Kesimpulan
Intinya, penyakit Alzheimer adalah penyakit pada otak yang memburuk seiring berjalannya waktu. Alzheimer adalah salah satu bentuk demensia yang melibatkan penurunan fungsi otak, terutama dalam hal daya ingat, penalaran, dan keterampilan berpikir.
Dalam mengatasi penyakit Alzheimer, peran keluarga dan teman diperlukan penting dalam memberikan dukungan emosional dan menciptakan lingkungan yang aman bagi penderita. Oleh karena itu, pemahaman tentang penyakit ini dan penanganannya berguna untuk meningkatkan kualitas hidup penderita dan keluarganya.
Selain melengkapi diri dengan pengetahuan mengenai penyakit Alzheimer, pertimbangkan juga untuk memiliki produk Asuransi Jiwa dari Prudential. Prudential memiliki produk Asuransi Jiwa dengan pilihan jangka waktu perlindungan yang dapat direncanakan untuk melindungi masa depan Anda dan keluarga. Hubungi kami untuk informasi lengkapnya!