asuransi kesehatan

Pentingnya Asuransi Kesehatan di Tengah Tantangan Ekonomi

Oleh:

Nailul Huda, Direktur Ekonomi Digital,

Center of Economic and Law Studies (CELIOS) 

Faktor geopolitik hingga lonjakan inflasi global membuat perekonomian dunia saat ini dilanda ketidakpastian. Apalagi kini muncul kondisi stagflasi pasca-pandemi COVID-19, yakni kondisi pelemahan ekonomi yang terjadi beriringan dengan tingginya inflasi, sehingga menuntut stimulus penanganan lebih besar yang berisiko memperlambat upaya pemulihan ekonomi di banyak negara, termasuk Indonesia. Imbasnya pun kian terasa nyata di masyarakat, di mana menurut Badan Pusat Statistik (BPS), dapat dilihat dari menurunnya tingkat produktivitas masyarakat akibat melemahnya daya beli yang dipicu oleh deflasi berturut-turut hingga 0,12% month-to-month pada September 2024.

Ironisnya, adanya fenomena pengetatan pengeluaran yang dilakukan oleh masyarakat tidak sejalan dengan biaya yang harus dikeluarkan pada sektor kesehatan yang terus meningkat di tengah tingginya inflasi medis. Berdasarkan hasil Survei Medical Trend Summary Mercer Marsh Benefits (2021-2023) telah terjadi inflasi medis yang sangat tinggi yaitu 13,6% di tahun 2023, jauh di atas inflasi umum yaitu sekitar 3%. Apalagi dengan adanya kebijakan pemberlakuan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12% di tahun 2025 mendatang.

Fakta di atas mengindikasikan bahwa proporsi pengeluaran masyarakat untuk biaya sektor kesehatan akan ikut meningkat, yang dapat memengaruhi kondisi finansial mereka termasuk dalam tingkat daya beli masyarakat yang akan lebih banyak untuk kebutuhan barang pokok. Oleh karenanya, penting bagi masyarakat untuk mulai mengatur perencanaan keuangannya dengan lebih komprehensif agar tidak mengganggu cash flow rumah tangga, termasuk dengan memiliki proteksi kesehatan melalui asuransi.

Dalam hal ini, peran asuransi sangatlah krusial dalam memitigasi risiko finansial terkait kebutuhan biaya perawatan medis yang berpotensi terus naik. Dengan mengalihkan risiko finansial ke pihak asuransi, individu dan keluarga dapat melindungi aset serta memastikan kelangsungan stabilitas ekonomi mereka, terutama dalam menghadapi kejadian-kejadian tak terduga di depan.

Menariknya, selain memberi perlindungan terhadap risiko kesehatan dan kematian, asuransi juga kini memiliki serangkaian nilai tambah untuk menghadapi tantangan ekonomi yang semakin kompleks. Kejadian seperti pandemi COVID-19 telah menunjukkan bahwa asuransi memiliki peran strategis dalam membangun ketahanan finansial masyarakat untuk bertahan dari dampak krisis ekonomi dan kesehatan yang menyertainya.[1] Dengan memiliki asuransi kesehatan sejak dini, masyarakat dapat terhindar dari biaya yang lebih besar ketika terjadi risiko sakit.

Meski begitu, masyarakat perlu tetap jeli dalam memilih memilih produk asuransi dari perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang sehat dan kokoh serta produk yang sesuai dengan kebutuhan dan tentunya dapat menjawab tantangan-tantangan kenaikan harga di Indonesia salah satu contohnya, asuransi kesehatan PRUWell Medical dan asuransi kesehatan tambahan PRUWell Health dari PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia). Kedua produk ini memiliki fitur PRUWell sebagai reward  berupa keringanan Biaya Asuransi/Premi hingga 20% untuk masa pertanggungan yang akan datang, di mana rewards ini berlaku setiap tahunnya apabila dalam satu tahun periode tidak melakukan klaim. Fitur ini sesuai dengan keinginan nasabah yang menginginkan adanya reward Ketika tidak melakukan klaim. Untuk nasabah Prudential yang memiliki asuransi Kesehatan lainnya, juga dapat diproteksi di produk PRUWell ini jika dalam keadaaan sehat.

Sebagai contoh konsep reward yang ditawarkan PRUWell adalah sebagai berikut. Bila tahun ini nasabah selalu sehat dan tidak klaim maka periode kedepannya akan mendapatkan keringanan premi. Lalu tahun berikutnya jika nasabah perlu melakukan perawatan di rumah sakit, nasabah akan terlindungi dan mendapatkan manfaat perlindungan dari asuransi kesehatan PRUWell dan di periode tahun berikutnya nasabah membayarkan premi dengan ketentuan standar. Lalu jika kemudian pada tahun berikutnya nasabah tidak pernah klaim lagi, maka nasabah kembali mendapatkan rewards berupa keringanan premi di tahun berikutnya.

Selain itu Prudential Indonesia menghadirkan layanan tambahan/Value Added Service sebagai layanan preventif bagi masyarakat agar terhindar dari berbagai macam penyakit termasuk potensi penyakit kritis.

Tidak hanya itu ketika individu mengalami sakit dan harus dirawat, Prudential Indonesia juga memberikan layanan mulai dari pra rawat inap, rawat inap, hingga paska rawat inap. Seluruh kemudahan layanan ini bekerja sama dengan lebih dari 300 rumah sakit  rekanan PRUPriority Hospital yang mengedepankan efektivitas dan transparansi biaya sejak awal. Prudential Indonesia ingin mewujudkan pengalaman lebih baik kepada masyarakat dengan layanan kesehatan yang optimal.

Singkat kata, inflasi medis masih akan terus menjadi tantangan di sektor kesehatan termasuk industri asuransi yang bisa mengganggu ketahanan keuangan dan sosial masyarakat. Apalagi dengan adanya wacana dari BPJS Kesehatan bahwa akan menaikan iurannya seiring dengan penerapan kelas rawat inap standar (KRIS), di mana tarif baru untuk iuran, paket manfaat, dan harga layanan diperkirakan akan mulai berlaku pada 1 Juli 2025. Oleh karenanya, diperlukan edukasi yang lebih luas tentang manfaat berasuransi, yang bertujuan mendorong masyarakat agar semakin melek terhadap pentingnya memiliki jaring proteksi dalam menghadapi risiko kesehatan dan risiko lainnya, baik di saat ini maupun di masa depan, tentunya diimbangin dengan peningkatan pemahaman mengenai prinsip asuransi sehingga nasabah mendapatkan perlindungan optimal dari produk asuransi yang dibeliny

[1] Srbinoski, B., Poposki, K., Born, P., & Lazzari, V. (2021). Life insurance demand and borrowing constraints. Risk Management and Insurance Review, 24 (1), 37-69