Ini yang Perlu Kamu Kepoin ke Tenaga Pemasar Sebelum Membuka Polis
Dalam industri asuransi jiwa, tenaga pemasar memiliki peran penting dalam proses pemasaran produk asuransi ke calon nasabah. Tenaga pemasar juga akan berperan sebagai teman curhat bagi calon nasabah dalam menentukan produk yang sesuai dengan kebutuhannya[1]. Dengan begitu, tenaga pemasar dapat memberikan penjelasan produk asuransi yang dibutuhkan calon nasabah termasuk manfaat, risiko, biaya, dan syarat & ketentuan dari Polis asuransi tersebut.
Tenaga pemasar berperan membantu calon nasabah dalam memilih produk asuransi dengan mempertimbangkan berbagai faktor, seperti tujuan asuransi, masa pertanggungan, profil risiko calon nasabah, kebutuhan, dan kemampuan finansial calon nasabah. Selain itu, tenaga pemasar juga akan menanyakan produk asuransi yang calon nasabah miliki.
Setelah menentukan produk asuransi yang akan dipilih, peran tenaga pemasar juga dibutuhkan dalam proses pengajuan asuransi. Tenaga pemasar wajib memastikan jika pengisian formulir aplikasi asuransi atau lebih dikenal dengan Surat Pengajuan Asuransi Jiwa (SPAJ) diisi sendiri oleh calon nasabah dengan benar dan jujur sesuai dengan kondisi calon nasabah. Setelah itu, tenaga pemasar akan mengajukan SPAJ ke perusahaan asuransi untuk dapat diputuskan apakah pengajuan tersebut diterima/ditolak. Apabila SPAJ tersebut diterima oleh perusahaan asuransi, maka peran tenaga pemasar selanjutnya adalah membantu nasabah dalam mengumpulkan dokumen yang diperlukan pada saat mengajukan klaim. Jika nasabah terbukti tidak jujur dalam pengisian SPAJ, akan menyebabkan kesulitan di kemudian hari pada saat pengajuan klaim.
Melihat pentingnya peran seorang tenaga pemasar, sebelum memutuskan membeli produk asuransi calon nasabah tentunya bisa bertanya secara rinci untuk memperdalam informasi terkait produk asuransi yang ditawarkan. Sehingga, diharapkan setelah memperoleh informasi yang jelas dari tenaga pemasar, calon nasabah dapat membuat keputusan yang tepat, yang artinya produk asuransi yang dibeli benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan kondisi calon nasabah.
Simak 4 pertanyaan penting yang harus diajukan calon nasabah kepada tenaga pemasar asuransi[2].
1. Apa saja perlindungan (proteksi) yang didapatkan calon nasabah.
Calon nasabah perlu bertanya tentang cakupan perlindungan (proteksi) yang didapatkan dari produk asuransi sebagai salah satu cara untuk memastikan bahwa mereka akan mendapatkan perlindungan yang memadai jika terjadi risiko di masa depan. Dengan mengetahui jenis proteksi yang disediakan pada setiap produk asuransi, nasabah dapat merasa lebih aman dan tenang dalam mengelola keuangannya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial mereka.
2. Seberapa besar uang pertanggungan yang diperoleh.
Uang Pertanggungan (“UP”) asuransi adalah jumlah maksimum yang akan dibayarkan oleh perusahaan asuransi jika terjadi kerugian atau risiko tertentu yang tercakup dalam Polis asuransi. Besaran UP yang dipilih akan menentukan besaran premi asuransi yang harus dibayarkan setiap bulannya. Semakin besar UP maka akan semakin tinggi juga preminya.[3]
Asuransi jiwa memberikan manfaat kematian bagi Tertanggung yang akan dibayarkan kepada pemegang polis atau ahli waris atau penerima manfaat sesuai dengan yang tertulis di SPAJ. Penerima manfaat akan menerima UP ketika tertanggung meninggal dunia yang menyebabkan masa aktif polis berakhir. Mengetahui besaran uang pertanggungan dapat membantu calon nasabah menentukan cukup/tidaknya nilai perlindungan yang diberikan di kemudian hari apabila terjadi risiko. Untuk menentukan apakah uang pertanggungan cukup[4], terdapat beberapa beberapa poin yang perlu diperhatikan, yaitu rata-rata penghasilan bulanan yang dihitung dari pendapatan net, siapa saja yang saat ini secara materi bergantung kepada Tertanggung, dan hutang/piutang dengan pihak lain dalam bisnis.
3. Berapa Premi yang harus dibayarkan.
Informasi jumlah premi amat penting untuk disesuaikan dengan dana/anggaran yang dimiliki dan kemampuan finansial calon nasabah, agar di kemudian hari Polis tidak mengalami lapsed sebelum akhir masa pertanggungan yang disebabkan karena tidak disiplin dalam membayar premi akibat adanya kesulitan finansial yang dialami nasabah.
4. Bagaimana proses pengajuan klaim.
Calon nasabah juga perlu mengetahui informasi mengenai proses pengajuan klaim. Calon nasabah perlu mengetahui fasilitas klaim yang disediakan oleh perusahaan asuransi untuk mendapatkan pengalaman klaim yang tepat dan efektif jika terjadi risiko sesuai dengan syarat dan ketentuan Polis.
5. Berapa periode kewajiban pembayaran premi.
Sama halnya dengan informasi tentang besaran biaya premi, calon nasabah juga harus mendapatkan informasi tentang periode kewajiban pembayaran premi untuk membantu merencanakan anggaran keuangannya. Dengan mengetahui periode kewajiban pembayaran premi, calon nasabah juga dapat merencanakan anggaran keuangan mereka dengan lebih baik agar tetap dapat memenuhi kewajiban membayar premi tepat pada waktunya supaya perlindungan asuransi tetap terjaga hingga masa akhir perlindungan. Informasi ini juga penting bagi calon nasabah agar bisa menghindari kondisi lapsed jika nasabah terlambat membayar premi yang dapat menyebabkan perlindungan berakhir lebih awal.
Jadi, gunakan kesempatan untuk menggali informasi lebih rinci seputar produk asuransi kepada agen asuransi yang berlisensi. Silahkan hubungi Tenaga Pemasar Prudential Indonesia yang akan membantu calon nasabah memahami produk asuransi sesuai dengan rencana masa depan, kebutuhan, kondisi keuangan, dan tentunya profil risiko calon nasabah. Calon nasabah juga bisa menghubungi Customer Line Prudential Indonesia di 1500085 atau email customer.idn@prudential.co.id.
[1] https://lifepal.co.id/media/agen-asuransi/
[2] https://www.qoala.app/id/blog/perlindungan-diri/pertanyaan-tentang-asuransi/
[3] https://lifepal.co.id/media/uang-pertanggungan-asuransi/
[4] https://www.cermati.com/artikel/tips-menghitung-uang-pertanggungan-asuransi/