Yuk, Pelajari Jenis-jenis Investasi Jangka Panjang di Sini!
Untuk mempersiapkan rencana di masa depan, diperlukan usaha yang jeli dan tepat, salah satunya adalah dengan investasi. Memang, berinvestasi bukanlah hal yang bisa menghasilkan keuntungan dengan cepat. Semuanya membutuhkan proses dan keuntungan dari investasi juga berkaitan dengan kondisi pasar. Investasi jangka panjang adalah jenis investasi yang cocok bila Anda memiliki rencana lebih dari 1 tahun. Jika Anda lebih cocok dengan investasi dengan kurun waktu kurang 1 tahun atau investasi jangka pendek, maka cek artikel berikut untuk mengetahui tips dan jenis investasi jangka pendek.
Tujuan Investasi Jangka Panjang
Sebelum memulai investasi, Anda harus mengetahui terlebih dahulu tujuan dari investasi yang akan dilakukan, karena hal ini berkaitan dengan pemilihan instrumen investasi dan profil risiko yang berbeda-beda setiap individunya.
Apabila investasi ditujukan untuk kebutuhan pribadi, maka investasi jangka panjang bertujuan untuk mewujudkan target yang membutuhkan biaya besar, seperti dana pendidikan, dana pensiun, dana haji/umrah, dan lain-lain. Selain itu, investasi juga bertujuan memberi pendapatan dalam periode tertentu seperti dividen, bunga, royalti, dan sebagainya.
Baca juga: 4 Jenis Investasi Jangka Pendek
Kenali Jenis-jenis Investasi Jangka Panjang
Berikut 5 jenis instrumen investasi yang cocok digunakan untuk berinvestasi dalam jangka panjang:
1. Saham
Saham merupakan bukti kepemilikan seseorang atas perusahaan yang memiliki potensi keuntungan lebih besar dan diikuti dengan potensi kerugian yang besar pula (high risk high return).
Investor yang menanamkan modalnya di saham akan berpotensi mendapatkan dividen, yaitu sebuah keuntungan yang dibayarkan perusahaan kepada pemegang saham.
Selain mendapat dari dividen, investor juga berpotensi memperoleh keuntungan dari capital gain, yaitu selisih antara harga beli dan harga jual. Apabila investor membeli dengan harga per saham Rp.2,000 lalu menjualnya dengan harga Rp.3,000 per saham, maka investor mendapat capital gain sebesar Rp.500 untuk setiap saham yang dijualnya.
Namun, investor juga harus bersedia menanggung risiko apabila perusahaan sedang mengalami kerugian yang berdampak langsung kepada kondisi saham perusahaan itu sendiri.
2. Reksa Dana Campuran
Reksa dana bisa menjadi instrumen investasi alternatif bagi mereka yang tidak memiliki waktu banyak dan keahlian dalam mengelola investasinya, karena reksa dana akan dikelola oleh Manajer Investasi (MI).
Reksa dana memiliki beberapa jenis, salah satunya reksa dana campuran. Pada reksa dana jenis ini, modal investor akan ditempatkan oleh MI di beberapa efek sekaligus, seperti pasar uang (deposito), ekuitas (saham), dan surat utang (obligasi).
Reksa dana campuran cocok untuk investor yang memiliki risiko profil moderat dan ingin berinvestasi dalam jangka panjang (3-5 tahun atau lebih).
3. Reksa Dana Saham
Sesuai dengan namanya, reksa dana saham mengalokasikan dananya ke saham (80%) dan 20% sisanya diinvestasikan ke instrumen lainnya, seperti pasar uang dan obligasi.
Dengan tingginya persentase alokasi pada saham, maka tingkat risiko dan imbalnya akan mengikuti pergerakan perdagangan saham. Dikarenakan harga saham yang fluktuatif, maka reksa dana saham cocok digunakan untuk investasi jangka panjang.
4. Properti
Properti dikenal sebagai instrumen yang memiliki nilai investasi tinggi dan dimanfaatkan untuk memperoleh passive income. Anda bisa membeli properti (rumah, apartemen, ruko) di lokasi strategis dan kemudian disewakan yang akhirnya berpotensi menghasilkan keuntungan.
Nilai plus dari kepemilikan properti sebagai instrumen investasi adalah harganya yang cenderung naik dan memiliki prospek baik sepanjang tahun. Namun, risiko kerugian yang didapat adalah membutuhkan modal yang besar, biaya perawatan dan pajak yang tinggi.
5. Emas
Instrumen investasi terakhir ini pasti sudah tidak asing lagi. Harga emas yang cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya menjadi alasan banyak masyarakat berinvestasi di emas.
Selain itu, emas memiliki risiko yang minim dan tahan terhadap laju inflasi serta Anda dapat menjual emas kapanpun saat dibutuhkan.
Baca juga: Cara Investasi dengan Modal Kecil
Strategi Investasi Jangka Panjang
Sebelum memilih instrumen investasi jangka panjang di atas, ada 3 strategi yang harus Anda lakukan, yaitu:
1. Kenali Profil Risiko
Profil risiko merupakan profil yang menunjukan seberapa besar kemampuan investor dalam menerima risiko pada sebuah investasi. Dengan mengetahui profil risiko, maka Anda bisa menghindari berbagai risiko yang ditemui, seperti memilih instrumen yang sesuai dengan tujuan awal investasi.
2. Belajar Sebanyak-banyaknya
Ketika memutuskan untuk berinvestasi, maka Anda juga harus mengedukasi diri. Misalnya, jika memilih instrumen saham, maka Anda harus mempelajari performa perusahaan tersebut selama beberapa waktu ke belakang. Kemudian, pilihlah saham perusahaan yang Anda gunakan produknya. Dengan begitu, Anda mengetahui dengan betul seluk-beluk saham perusahaan yang Anda beli.
3. Komitmen dan Sabar
Berinvestasi membutuhkan jangka waktu dan proses yang tidak sebentar. Penting diingat bahwa keuntungan yang didapatkan dari investasi tergantung dari pergerakan pasar selama kurun waktu tersebut. Maka dari itu, komitmen dan sabar adalah kunci jika Anda memutuskan untuk berinvestasi jangka panjang.
Baca juga: Cara Trading dan Investasi Saham Untuk Pemula
Apabila Anda ingin memberikan proteksi untuk Anda dan keluarga yang dikaitkan dengan investasi, Anda bisa memilih produk asuransi Prudential Indonesia yang dikaitkan dengan investasi. Terpenting, jangan lupa pelajari dan konsultasikan dengan pihak terpercaya sebelum memulainya, ya!
Selamat berinvestasi!