Impulsive Buying: Mengatasi Godaan Belanja saat Bulan Puasa
Godaan yang muncul selama bulan puasa Ramadan bukanlah sekadar makan dan minum. Ada juga godaan impulsive buying atau belanja secara berlebihan yang muncul karena melihat produk menarik atau harga miring. Impulsive buying adalah godaan yang harus dihindari sekuat tenaga karena bisa memengaruhi kesehatan keuangan Anda.
Lantas, apakah yang dimaksud impulsive buying itu? Bagaimana cara mengatasi perilaku ini supaya kantung tetap aman? Yuk, cari tahu jawabannya melalui berikut ini.
Mengenal Impulsive Buying
Impulsive buying adalah dorongan untuk membeli barang tanpa disertai perencanaan sebelumnya. Perilaku ini terjadi secara spontan ketika orang merasakan harus membeli produk incarannya sesegera mungkin. Impulsive buying juga terjadi ketika kamu membeli produk dalam jumlah banyak tanpa melalui pertimbangan dan tanpa pikir panjang.
Intinya, impulsive buying terjadi karena didorong keinginan daripada logika. Barang yang dibeli pun bukan merupakan bagian dari kebutuhan yang penting. Impulsive buying memiliki dampak negatif yang harus dihindari karena bisa mengancam kelangsungan finansial dalam jangka panjang.
Baca juga: Cara Investasi dengan Modal Kecil
Faktor-faktor yang Memicu Impulsive Buying
Berikut beberapa faktor yang bisa mendorong seseorang untuk impulsive buying:
1. Faktor Kepribadian
Kepribadian seseorang, seperti merasa gengsi atau Fear of Missing Out (FOMO) jika tidak segera membeli barang yang sedang populer. Mereka sengaja membeli barang tersebut, padahal tidak diperlukan, hanya untuk meningkatkan citra diri.
2. Faktor Strategi Pemasaran
Salah satu faktor utama yang menyebabkan terjadinya pembelian impulsif adalah pengaruh dari strategi pemasaran yang diterapkan oleh penjual. Strategi pemasaran seperti promosi, diskon, cashback, dan pengaruh dari para penjual dapat mendorong perilaku impulsif. Hal-hal tersebut dapat menarik minat dan perhatian kamu, sehingga timbul keinginan untuk membeli dan memiliki produk tersebut.
3. Faktor Geografis dan Budaya
Faktor geografis dan budaya juga dapat berpengaruh terhadap aktivitas belanja impulsif. Sebenarnya, masyarakat yang memiliki budaya mandiri lebih tinggi cenderung memiliki kebiasaan belanja impulsif dibandingkan dengan masyarakat yang memiliki budaya kolektif.
Salah satu alasan mengapa masyarakat dengan budaya mandiri rentan terhadap impulsive buying adalah karena adanya tekanan untuk meredakan stres dengan bantuan orang lain seminim mungkin.
4. Faktor Jenis Produk
Karakteristik intrinsik dan ekstrinsik produk juga dapat mempengaruhi perilaku belanja impulsif. Ragam variasi produk, kemasan yang menarik, desain yang menarik, serta keterbatasan atau kelangkaan produk dapat membuat seseorang tertarik dan berminat untuk membelinya, bahkan jika sebenarnya tidak diperlukan.
Baca juga: Mau investasi emas ketahui terlebih dahulu tips berikut ini
Dampak Impulsive Buying saat Bulan Puasa
Godaan impulsive buying juga perlu dihindari selama bulan puasa karena mengakibatkan dua hal berikut ini.
1. Pengeluaran yang Tidak Terencana
Orang yang memiliki kebiasaan impulsive buying tidak membeli barang berdasarkan daftar belanja yang sudah direncanakannya. Akibatnya, muncullah pengeluaran yang tidak terduga dari membeli barang-barang yang belum tentu dibutuhkan. Jumlah tagihan kartu kredit atau cicilan pun kemungkinan dapat bertambah hanya demi memenuhi keinginan tersebut.
2. Kurangnya Persiapan untuk Hari Raya Idul Fitri
Kebutuhan Lebaran tidaklah sedikit, mulai dari baju baru, bahan makanan, hadiah untuk diberikan kepada orang terkasih, hingga tiket transportasi untuk mudik. Berbelanja secara berlebihan selama bulan puasa bisa membuat seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan perayaan Idulfitri. Dana yang seharusnya digunakan untuk membeli kebutuhan Lebaran, malah dialihfungsikan untuk membeli barang yang belum tentu bermanfaat.
Baca juga: Berikut Cara Mengatur Keuangan untuk Para Keluarga Muda
Tips Mengatasi Impulsive Buying saat Bulan Puasa
Dorongan belanja secara berlebihan atau impulsive buying masih bisa diatasi. Bagaimana caranya? Lakukan saja tiga langkah praktis dan sederhana di bawah ini.
1. Membuat Rencana Belanja
Rencana belanja ternyata membantu kamu dalam memikirkan secara logis mengenai kebutuhan dan urgensi terhadap produk yang diincar. Buatlah rencana belanja berisi produk yang benar-benar dibutuhkan selama bulan puasa. Urutkan setiap barang dalam rencana belanja berdasarkan skala prioritasnya supaya kamu bisa mendahulukan untuk membeli barang yang penting.
2. Menghindari Toko dan Iklan yang Memancing Godaan
Godaan impulsive buying lebih sering muncul ketika melihat promosi yang menarik. Hindari segala bentuk godaan tersebut supaya kamu tidak berbelanja secara berlebihan. Alihkan fokus kamu pada kegiatan atau aktivitas untuk meningkatkan kualitas ibadah puasa kamu.
3. Membatasi Penggunaan Kartu Kredit dan Pembayaran Online
Melakukan pembayaran melalui metode digital atau kartu kredit dapat membuat kamu kesulitan mengontrol transaksi karena kamu tidak merasakan secara langsung kehilangan uang seperti saat menggunakan uang tunai. Oleh karena itu, untuk menghindari perilaku impulsif, disarankan untuk lebih sering melakukan pembayaran dengan uang tunai.
4. Membatasi Self-Reward
Langkah berikutnya untuk mencegah impulsive buying adalah menetapkan batas saat memberi hadiah kepada diri sendiri atau self-reward. Kamu perlu menentukan kapan pemberian hadiah kepada diri sendiri dilakukan dan membatasi jumlahnya setiap bulannya. Hal ini bertujuan agar kamu tidak terjerumus dalam perilaku impulsif yang disamarkan sebagai pemberian hadiah kepada diri sendiri.
Baca juga artikel ini: Cara Mengatur Pengeluaran dengan Bijak
Perbedaan Impulsive dan Compulsive Buying
Impulsive buying seringkali disamakan dengan compulsive buying karena keduanya melibatkan perilaku belanja yang berlebihan. Namun, apa sebenarnya perbedaan antara keduanya?
Seperti yang telah dijelaskan, impulsive buying adalah pembelian barang yang dilakukan tanpa perencanaan sebelumnya. Biasanya, perilaku ini dipicu oleh penawaran menarik atau saat seseorang secara tiba-tiba menemukan barang yang diinginkan.
Secara umum, impulsive buying tidak akan berdampak negatif jika sesuai dengan anggaran seseorang. Namun, seringkali perilaku ini dilakukan tanpa pertimbangan yang matang, yang akhirnya bisa menyebabkan penyesalan.
Di sisi lain, compulsive buying bukan hanya tentang membeli barang tanpa perencanaan, tetapi juga melibatkan kecenderungan untuk membeli banyak barang yang tidak diperlukan. Perilaku ini dilakukan untuk mendapatkan pengakuan atau meningkatkan suasana hati, dan seringkali dilakukan secara impulsif dan berulang kali, tanpa mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang.
Impulsive buying merupakan godaan yang harus ditangani dengan baik karena dapat berdampak negatif pada kesehatan keuangan. Impulsive buying adalah dorongan untuk membeli barang tanpa perencanaan sebelumnya, terjadi secara spontan, dan seringkali tidak didasari oleh kebutuhan yang penting. Untuk mengatasi impulsive buying, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, mulai dari membuat rencana belanja yang terencana hingga iklan yang memancing godaan.
Jangan biarkan impulsive buying menghambat perjalanan kamu menuju kesehatan keuangan yang lebih baik. Lindungi diri kamu dan keluarga dari risiko keuangan yang tidak terduga dengan mengamankan masa depan kamu melalui asuransi jiwa dari Prudential. Dengan perlindungan yang tepat, kamu dapat memastikan bahwa impulsive buying tidak akan mengganggu rencana keuangan kamu. Mulailah melangkah menuju keamanan finansial yang kokoh hari ini!
Faktor-faktor yang Memicu Impulsive Buying
Berikut beberapa faktor yang bisa mendorong seseorang untuk impulsive buying:
-
Kepribadian seseorang, seperti merasa gengsi atau Fear of Missing Out (FOMO) jika tidak segera membeli barang yang sedang populer. Mereka sengaja membeli barang tersebut, padahal tidak diperlukan, hanya untuk meningkatkan citra diri.
-
Strategi pemasaran dari penjual dalam bentuk potongan harga (diskon), cashback, hadiah menarik, bundling produk dengan harga hemat, dan berbagai strategi promosi lainnya yang bisa menarik minat pembeli.
-
Produk yang dikemas dengan tampilan dan desain yang menarik atau produk yang tersedia dalam jumlah terbatas.
-
Faktor geografis dan budaya. Contohnya, masyarakat dengan budaya individualis cenderung melakukan impulsive buying daripada masyarakat yang hidup secara kolektif. Mereka lebih memilih untuk berbelanja karena tidak ingin merepotkan orang lain dengan cara meminjam barangnya.
Baca juga: Mau investasi emas ketahui terlebih dahulu tips berikut ini
Dampak Impulsive Buying saat Bulan Puasa
Godaan impulsive buying juga perlu dihindari selama bulan puasa karena mengakibatkan dua hal berikut ini.
1. Pengeluaran yang Tidak Terencana
Orang yang memiliki kebiasaan impulsive buying tidak membeli barang berdasarkan daftar belanja yang sudah direncanakannya. Akibatnya, muncullah pengeluaran yang tidak terduga dari membeli barang-barang yang belum tentu dibutuhkan. Jumlah tagihan kartu kredit atau cicilan pun kemungkinan dapat bertambah hanya demi memenuhi keinginan tersebut.
2. Kurangnya Persiapan untuk Hari Raya Idul Fitri
Kebutuhan Lebaran tidaklah sedikit, mulai dari baju baru, bahan makanan, hadiah untuk diberikan kepada orang terkasih, hingga tiket transportasi untuk mudik. Berbelanja secara berlebihan selama bulan puasa bisa membuat seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan perayaan Idulfitri. Dana yang seharusnya digunakan untuk membeli kebutuhan Lebaran, malah dialihfungsikan untuk membeli barang yang belum tentu bermanfaat.
Baca Juga: Berikut Cara Mengatur Keuangan untuk Para Keluarga Muda
Cara Mengatasi Impulsive Buying saat Bulan Puasa
Dorongan belanja secara berlebihan atau impulsive buying masih bisa diatasi. Bagaimana caranya? Lakukan saja tiga langkah praktis dan sederhana di bawah ini.
1. Membuat Rencana Belanja
Rencana belanja ternyata membantu Anda dalam memikirkan secara logis mengenai kebutuhan dan urgensi terhadap produk yang diincar. Buatlah rencana belanja berisi produk yang benar-benar dibutuhkan selama bulan puasa. Urutkan setiap barang dalam rencana belanja berdasarkan skala prioritasnya supaya Anda bisa mendahulukan untuk membeli barang yang penting.
2. Membatasi Penggunaan Uang Tunai
Kebiasaan memegang dana tunai di dompet bisa memicu Anda untuk melakukan impulsive buying. Batasilah penggunaannya hanya untuk membeli barang-barang yang dibutuhkan.
3. Menjauhi Toko dan Iklan yang Memancing Godaan
Godaan impulsive buying lebih sering muncul ketika melihat promosi yang menarik. Hindari segala bentuk godaan tersebut supaya Anda tidak berbelanja secara berlebihan. Alihkan fokus Anda pada kegiatan atau aktivitas untuk meningkatkan kualitas ibadah puasa Anda.
Baca juga artikel ini: Cara Mengatur Pengeluaran dengan Bijak