Mengapa Asuransi Jiwa Berperan Penting dalam Perencanaan Warisan?
Banyak dari kita masih menganggap tabu pembahasan tentang warisan dalam sebuah keluarga. Topik ini bahkan bisa membuat seseorang tersinggung karena seolah mendoakan ‘kepergian segera’ sang pewaris, atau pihak yang akan meninggalkan harta. Padahal jika melihatnya dari perspektif yang lebih luas, perencanaan waris (estate plan) tidak kalah penting dengan perencanaan dana darurat, dana pendidikan, dana pensiun, dan juga perlindungan asuransi.
Memang benar perencanaan waris bersinggungan dengan kematian, karena hak waris baru dapat diklaim oleh penerimanya setelah pewaris meninggal dunia. Kematian sendiri bersifat pasti serta tidak dapat diprediksi kapan terjadi dan menimpa siapa. Terkhusus bagi pewaris yang menjadi kepala keluarga, atau pewaris dengan harta yang menanggung hidup beberapa orang, perencanaan warisan dapat meminimalisir penyalahgunaan kekayaan saat yang bersangkutan meninggal, serta memastikan kelangsungan pembiayaan kehidupan keluarga atau pihak terdekat yang ditinggalkan.
Lantas, bagaimana cara membuat perencanaan warisan yang adil dan bijaksana?
Mengutip ulasan tentang perencanaan warisan oleh situs pelatihan keuangan QM Financial, terdapat tiga tahapan penting untuk mulai menyusunnya:
-
Identifikasi dengan seksama harta waris, di mana status harta, utang, dan kewajiban pajaknya harus disampaikan dengan sejelas-jelasnya dalam surat wasiat, yang berguna untuk menghindari risiko perselisihan antar penerima waris di kemudian hari.
-
Penentuan daftar ahli waris mengikuti hukum waris yang berlaku, yang bertujuan untuk memastikan distribusi warisan tersalurkan secara adil.
-
Pembagian warisan sebagian ditentukan oleh pewaris saat masih sehat dan waras, di mana sejalan dengan dua poin sebelumnya, agar manfaatnya tidak memicu konflik.
Sementara itu, meski bukan merupakan bagian dari instrumen warisan, namun asuransi jiwa dapat berperan layaknya warisan melalui klaim yang bisa diajukan setelah pemilik polis meninggal dunia. Penerima manfaat proteksinya sendiri bisa anggota keluarga inti atau pihak-pihak yang telah tercantum dan disepakati dalam polis.
Singkat kata, manfaat proteksi asuransi jiwa memungkinkan sejumlah uang tersedia setelah pemegang polis meninggal - tentunya melalui proses klaim - dan memberikan jaminan bekal keuangan untuk keluarga dan orang-orang terkasih yang ditinggalkan.
PRUWarisan melengkapi perencanaan warisan bagi keluarga Indonesia
Prudential Indonesia memiliki Asuransi Jiwa PRUWarisan sebagai produk asuransi jiwa tradisional yang memberikan perlindungan jiwa atas risiko meninggal dunia sampai dengan usia 99 tahun, atau manfaat jatuh tempo apabila tidak terjadi risiko di dalam masa perlindungan polis dengan masa pembayaran premi yang dapat dipilih antara 5, 10, atau 15 tahun.
Terdapat dua manfaat utama yang ditawarkan oleh PRUWarisan. Pertama adalah manfaat meninggal dunia berupa 100% uang pertanggungan ditambah PRUWarisan booster (jika ada), dan dikurangi dengan kewajiban lain yang mungkin ada. Kedua adalah manfaat akhir pertanggungan jika pihak tertanggung masih hidup sampai akhir masa pertanggungan, maka dibayarkan 100% uang pertanggungan ditambah PRUWarisan booster (jika ada), serta dikurangi dengan kewajiban lain yang mungkin ada.
PRUWarisan dapat menjadi ‘peninggalan berharga’ yang efektif dengan sejumlah manfaat seperti fleksibilitas masa pembayaran premi, serta uang pertanggungan yang optimal selama masa perlindungan hingga 99 tahun. Produk ini mendukung terciptanya masa depan yang bahagia serta membantu ketahanan keuangan orang-orang tersayang ketika pemegang polis meninggal dunia.
Komitmen memberikan perlindungan menyeluruh inilah - salah satunya - yang menjadikan PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) dipercaya selama lebih dari 27 tahun melindungi jutaan nasabah di seluruh penjuru negeri. Berizin dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), aneka produk asuransi jiwa dan asuransi kesehatan yang ditawarkan oleh Prudential Indonesia memiliki fleksibilitas tinggi, yang mana nilai premi dan manfaat proteksinya dapat menyesuaikan dengan profil risiko, kebutuhan, dan kemampuan kita.